YOGYAKARTA, solotrust.com - Mahasiswa Program Studi Sosiologi Universitas Sebelas Maret (UNS) tergabung dalam program Hibah Pembelajaran Merdeka (MBKM) skema magang, menggelar kegiatan melukis cangkir bersama warga dampingan di Rumah Pembelajaran Kesehatan Jiwa (RPKJ) Yayasan SATUNAMA Yogyakarta, Jumat (13/06/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program dirancang sebagai praktik langsung pendampingan komunitas, khususnya dalam konteks pemulihan dan pemberdayaan masyarakat yang pernah mengalami disabilitas psikososial. Pilihan metode melukis didasarkan pada penilaian pendekatan ini mudah, murah, dan menyenangkan untuk mengakses ekspresi diri, mengelola emosi, serta meningkatkan kepercayaan diri.
PIC kegiatan, Farah Eka Fariska, mengatakan kegiatan ini bertujuan mewujudkan lingkungan aman dan ramah bagi warga dampingan untuk menyalurkan ekspresi dan berkreasi. Aktivitas seni seperti melukis, menurutnya memiliki manfaat terapeutik yang membantu warga lebih relaks dan merasa lebih dihargai selama pemulihan.
Salah satu anggota tim magang menilai pendekatan kreatif seperti melukis merupakan bagian penting dalam proses pemulihan warga dampingan. Ia mengatakan kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan semangat dan rasa nyaman, namun juga mendorong warga untuk lebih terbuka dalam berekspresi. Selain itu, kegiatan nonklinis semacam ini dianggap dapat memperkuat ikatan antarwarga dampingan serta secara bertahap mengikis stigma terhadap orang dengan disabilitas psikososial.
“Awalnya kami kira ini hanya kegiatan santai, tapi ternyata punya dampak mendalam. Tidak hanya rasa semangat dan nyaman, tapi warga dampingan jadi lebih terbuka, saling mendukung, dan bahkan hubungan sosial antarwarga dampingan juga terlihat. Hal ini kami rasa bisa mengurangi stigma,” ungkap Estri Khoirul Amalia, mahasiswa magang.
Kegiatan ini merupakan wujud penerapan ilmu yang dimiliki mahasiswa dalam memahami dan mendukung masyarakat marjinal secara langsung. Melalui interaksi yang penuh empati dan makna, mahasiswa tak hanya diajak untuk mengamati, namun juga berpartisipasi aktif dalam proses perubahan sosial dari tingkat dasar.
Inisiatif ini menjadi salah satu bentuk kerja sama konkret antara lingkungan akademik dan masyarakat di mana tidak hanya memperluas pengalaman belajar bagi mahasiswa, namun juga memberikan dampak positif bagi kelompok rentan. Kegiatan sederhana seperti melukis ternyata dapat menjadi jembatan kokoh antara proses pemulihan, seni, dan perubahan sosial.
Lebih jauh, mahasiswa magang berharap dapat menghadirkan pengalaman berarti untuk warga dampingan. Mahasiswa ingin aktivitas seni seperti melukis tidak hanya menjadi kegiatan sementara, melainkan bisa menjadi pendekatan berkelanjutan dalam mendukung pemulihan yang menyenangkan dan memberdayakan.
Selain itu, mahasiswa juga berharap masyarakat umum akan lebih terbuka dan menyadari pemulihan kesehatan jiwa memerlukan dukungan sosial hangat, penuh penerimaan, dan bebas dari stigma.
(and_)