Pend & Budaya

Dukung Pemberdayaan ODMK, Tim Peneliti Dosen Sosiologi UNS dan Griya Schizofren Gelar Pelatihan Sablon di Griya PMI Peduli

Pend & Budaya

14 Juli 2025 14:11 WIB

Sebanyak 20 Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) di Griya PMI Peduli Surakarta mendapatkan pelatihan sablon oleh Tim Peneliti Dosen Sosiologi Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam program pengabdian kepada masyarakat

SOLO, solotrust.com - Sebanyak 20 Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) di Griya PMI Peduli Surakarta mendapatkan pelatihan sablon oleh Tim Peneliti Dosen Sosiologi Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam program pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan berlangsung setiap Sabtu pada Juni 2025 ini bertujuan untuk melatih keterampilan produktif, membangun kembali interaksi sosial, sekaligus mengikis stigma terhadap penyintas gangguan kejiwaan dengan berkolaborasi bersama Komunitas Masyarakat Griya Schizofren dan Griya PMI Peduli Surakarta.

Kegiatan diketuai Dr Ahmad Zuber bersama tim dosen dari Program Studi Sosiologi beranggotakan Aris Arif Mundayat,  Theofilus Apolinaris Suryadinata, Rezza Dian Akbar, dan Triana Rahmawati ini merupakan bagian dari skema Pengabdian Hibah Grup Riset (PKM HGR-UNS) Citizenship, Community Development, and Social Intervention. Tim pengabdian mengusung pendekatan pemberdayaan inklusif melalui media kreatif sablon sebagai bentuk terapi sosial dan upaya peningkatan ekonomi masyarakat marginal.
 
Ahmad Zuber menjelaskan, pelatihan ini dirancang agar warga dengan masalah kejiwaan tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis, namun juga merasakan kebersamaan, dihargai, dan memiliki peran produktif dalam masyarakat.
 
"Sablon dipilih karena sifatnya yang kolaboratif dan dapat langsung menghasilkan produk bernilai jual seperti kaus, tas, atau mug," tambahnya.
 
Selain pelatihan teknis sablon dengan teknik sublimasi aman dan ramah pemula, kegiatan ini juga mengintegrasikan nilai-nilai inklusi dan kampanye kesadaran kesehatan mental kepada masyarakat. Komunitas Griya Schizofren yang menjadi mitra kegiatan, menyambut antusias inisiatif ini.
 
Pengurus Komunitas Griya Schizofren, Sanisa, menegaskan kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan guna memulihkan rasa percaya diri para warga yang mengalami masalah kejiwaan dan memperluas dukungan sosial di masyarakat.
 
"Banyak dari mereka sebenarnya sangat kreatif dan punya potensi, hanya perlu ruang dan kesempatan," ungkapnya.
 
Inisiatif ini juga selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ketiga (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), keempat (Pendidikan Berkualitas), kedelapan (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan kesepuluh (Mengurangi Ketimpangan). Pelatihan ini menjadi salah satu upaya nyata dalam membangun ruang lebih terbuka bagi Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK).
 
Di tengah stigma yang masih ada, kegiatan seperti ini mengingatkan setiap orang punya hak sama untuk belajar, berkarya, dan diakui keberadaannya. Harapannya, melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendukung orang-orang dengan masalah kejiwaan melalui kegiatan positif dan kreatif.
 

(and_)