Hard News

Fenomena Bendera One Piece Marak Jelang HUT RI, Begini Pandangan Ahli Sosiologi dan Aktivis Kampus

Jateng & DIY

06 Agustus 2025 11:01 WIB

Bendera Jolly Roger One Piece dikibarkan di salah satu sudut kota

SOLO, solotrust.com - Muncul fenomena pengibaran bendera Jolly Roger bergambar tengkorak serta berwarna hitam menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Bendera ini merupakan simbol perlawanan terhadap penguasa korup dalam anime One Piece karya Eiichiro Oda. 
 
Pengibaran bendera Jolly Roger di bawah bendera merah putih kali pertama dilakukan seorang Nakama (sebutan bagi penggemar series One Piece), kemudian diikuti kelompok pecinta anime lain hingga merambah ke kalangan masyarakat luas. 
 
Menurut Menteri Koordinator Pengetahuan dan Pergerakan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (BEM UNS), Fauzan Abdillah, pergerakan ini merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah serta kebijakannya yang dianggap tak memihak pada rakyat. 
 
Ia menambahkan, secara momentum, Agustus dinilai tepat untuk menyadarkan masyarakat lantaran selama 80 tahun kemerdekaan, Indonesia belum seutuhnya merdeka.
 
“Pengibaran ini tidaklah dinaikkan tiba-tiba karena merupakan bentuk akumulasi ekspresi kekecewaan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan dan kebijakan yang tidak pro rakyat dewasa ini," kata Fauzan Abdillah.
 
Ia menyebut, gerakan ini senada dengan naiknya Garuda biru beberapa waktu lalu yang lebih masif dan powerfull, menunjukkan masyarakat semakin sadar atas kebobrokan rezim hari-hari ini. 
 
 
"Secara momentum Agustus dimaknai sebagai bulan kemerdekaan. Waktu ini dinilai menjadi momen yang pas untuk menyadarkan bahwa 80 tahun kemerdekaan, kita belum merdeka seutuhnya, sebagaimana yang terjadi pada kisah One Piece,” jelas Fauzan Abdillah.
 
Sementara itu, menurut Ahli Sosiologi, sekaligus dosen Fakultas Sosial & Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS), Theofilus Apolinaris Suryadinata, fenomena ini terjadi karena adanya keresahan dan keputusasaan generasi muda terhadap masa depan Republik Indonesia, terutama mengenai masalah lapangan pekerjaan yang tidak segera diatasi tuntas oleh negara. 
 
“Gen Z itu kan atau generasi muda sekarang, generasi yang instan. Mereka mudah sekali berputus asa, cepat menyerah, dan kemudian ketika dihadapkan dengan situasi sosial ekonomi yang tidak pasti, ya mungkin mengangkat bendera itu adalah sebuah tanda keputusasaan. Mereka bingung dengan segala sesuatu yang tidak pasti,” kata Theofilus Apolinaris Suryadinata saat wawancara bersama tim solotrust.com, Selasa (05/08/2025).
 
Fenomena ini meluas di berbagai daerah Indonesia, termasuk di wilayah Solo Raya. Ornamen Jolly Roger ditemukan di dua titik lokasi, yakni di gang RT 03 RW 08, Kampung Sewu, Jebres dan jalan RT 04 RW 02, Kampung Losari, Semanggi, Pasar Kliwon. 
 
Sayangnya, meski tidak melanggar hukum, mural Jolly Roger di gang RT 03 RW 08, Kampung Sewu, Jebres dihapus atas perintah pihak kelurahan setempat bersama Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas). Mural ini dibuat pada Minggu (03/08/2025) malam, kemudian dihapus keesokan paginya pada Senin (04/08/2025).
 
Kendati demikian, Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyatakan tidak masalah apabila masyarakat Solo memasang ornamen Jolly Roger One Piece. Menurutnya, fenomena ini bagian dari kreativitas masyarakat.
 
*) Reporter: Eka Ririn Marantika/Salma Arezha/Siti Latifah

(and_)