Hard News

Erupsi Freatik Gunung Merapi Tak Bisa Diprediksi

Hard News

12 Mei 2018 12:31 WIB

Gunung Merapi mengeluarkna asap tebal, Jumat (11/5/2018). (Istimewa)

YOGYAKARTA, solotrust.com – Gunung Merapi kembali mengeluarkan material dari kawahnya pada Jumat (11/5/2018) pagi pukul 7.40 WIB. Erupsi yang disertai suara bergemuruh itu secara tiba-tiba disebut jenis letusan freatik.

Meskipun terjadi erupsi berskala kecil, namun sempat terjadi hujan abu tipis di sekitar wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sontak membuat warga lereng Merapi keluar rumah mencari tempat yang lebih aman.



Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan, letusan freatik selama 5 menit itu memang terjadi secara tiba-tiba tanpa bisa diprediksi sebelumnya.

Baca juga : Ini yang Terjadi Pada Merapi Pagi Ini Hingga Menyemburkan Asap

Jelasnya, erupsi freatik merupakan karakteristik dari Gunung Merapi. Pascaerupsi besar tahun 2010, letusan freatik sudah terjadi sebanyak 7 kali.

“Nah itu pada saat (gas) merilis pelan-pelan, justru gas ini malah mendorong menjadi padat, nah tapi gas yang tidak teriliskan itu kan terakumulasi, nah itulah yang mendobrak material keluar,” jelas Hanik, Jumat (11/5/2018).

Ketika terjadi letusan freatik kawah Gunung Merapi mengeluarkan material dengan asap putih setinggi 5,5 kilometer dengan suhu di puncak sekitar 80 hingga 90 derajat celcius.

Baca juga : Merapi Bergejolak, 120 Pendaki Diketahui Tengah Mendaki, Begini Nasib Mereka

Hanik menambahkan, erupsi freatik yang terjadi selama 5 menit itu tidak menyebabkan perubahan morfologi yang ada di dalam kawah Merapi. Status Gunung Merapi pun masih normal dan tidak ada lagi hembusan asap.

Erupsi freatik yang menjadi karakteristik Merapi tidak diikuti awan panas maupun erupsi susulan. Untuk itu, BPPTKG mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan untuk sementara tidak melakukan aktivitas di radius 2 kilometer dari puncak Merapi. (adam)

(way)