BOYOLALI, solotrust.com – Masyarakat lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali melakukan tradisi sedekah gunung guna menyambut Tahun Baru Islam atau 1 Suro dalam penanggalan Jawa, Selasa (18/07/2023) malam.
Acara ini turut dihadiri Bupati Boyolali M Said Hidayat beserta jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat.
Tradisi diawali kirab kepala kerbau dari Dusun Temusari menuju Joglo Mandala I. Selain kepala kerbau turut diarak pula berbagai macam hasil bumi dan sejumlah tumpeng pengiring.
Setelah kepala kerbau dan sesaji tumpeng gunung tiba di Joglo Merapi, dipanjatkan doa bersama. Warga pun memohon kepada Tuhan yang Maha Esa agar mendapatkan perlindungan dari bencana maupun wabah penyakit, serta hasil pertanian melimpah.
Usai dilakukan ritual dan doa hingga tengah malam, kepala kerbau dan sejumlah sesaji dibawa menuju puncak Gunung Merapi untuk dilarung. Sementara sejumlah tumpeng menjadi rebutan warga yang telah menunggu di Joglo. Masyarakat meyakini makanan itu akan mendatangkan berkah dalam kehidupannya.
Bupati Boyolali, M Said Hidayat mengatakan, tradisi ini dilakukan para sesepuh untuk mengajarkan menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal untuk terus dilestarikan.
"Warga Merapi dengan kearifan lokal diajarkan bagaimana harus selalu dekat dengan Tuhan yang Maha Esa, sesama, dan alam. Warga juga diharapkan tetap menjaga dan melestarikan tradisi tersebut sebagai kearifan lokal yang dapat menarik perhatian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara," katanya kepada wartawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Budi Prasetyaningsih, mengatakan kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk tanda syukur dan terima kasih warga lereng Merapi kepada Tuhan yang Maha Esa. Warga selama ini telah diberikan kemakmuran dan bisa bercocok tanam di lereng Merapi.
"Selain itu, warga juga mengirim doa kepada leluhur supaya kehidupan di Gunung Merapi lebih tenteram dan sejahtera. Pada sektor pariwisata, kegiatan upacara ritual merupakan suatu budaya yang perlu dilestarikan untuk menarik para wisatawan hadir di daerah ini," tambahnya.
Ketua Panitia, Suwarno, menjelaskan kegiatan upacara ritual Sedekah Merapi digelar setiap tahun dan sudah turun-temurun dilakukan warga lereng Merapi.
"Masyarakat lereng Merapi percaya upacara ritual ini memberikan berkah kepada sesepuh Gunung Merapi untuk keselamatan jika terjadi bencana alam. Selain itu juga sebagai tolak bala supaya masyarakat terlindungi dari bencana Merapi," jelas Budi Prasetyaningsih.
Kepala kerbau dilarung untuk sesaji biasanya dilabuhkan ke puncak Gunung Merapi atau tepatnya di lokasi Pasar Bubrah, sekira empat kilometer dari Joglo Merapi. Sesuai anjuran Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM), kini ritual larung dilaksanakan hanya sekira dua kilometer dari Joglo Merapi 1 lantaran status gunung aktif ini sedang level tiga.
Selain tradisi sedekah gunung dengan melabuhkan kepala kerbau, kegiatan juga diisi pagelaran seni budaya dan wayang kulit disaksikan ribuan masyarakat. (jaka)
(and_)
.jpg)
