Hard News

Puncak Tradisi Padusan OMAC di Klaten Menurun. Ini Sebabnya?

Jateng & DIY

16 Mei 2018 10:55 WIB

Padusan di Obyek Mata Air Cokro (OMAC) di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten. (solotrust.com/jaka)

KLATEN, solotrust.com- Puncak tradisi padusan di Obyek Mata Air Cokro (OMAC) di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten pada tahun ini (2018) mengalami penurunan. Hal ini terpantau di lokasi OMAC pengunjung nampak sepi.

Sepinya pengunjung dikarenakan harga tiket terlalu mahal. Harga tiket sama dengan padusan tahun lalu(2017). Untuk satu orang pengunjung harus merogoh kocek sebesar Rp 20 ribu dan anak diatas usia 5 tahun harga tetap sama yakni, Rp 20 ribu.



Seorang pengunjung Marni (45) warga asal Boyolali mengaku, ia mengikuti tradisi padusan di umbul Cokro baru kali ini. Marni datang dari Boyolali bersama keluarganya dua anak yang sudah berusia 6 tahun dan 10 tahun.

"Ya, cukup mahal. Saya kira hanya Rp 5 ribu atau Rp 10 ribu saja. Ternyata Rp 20 ribu. Berempat jadi ya Rp 80.000. Ndak apa-apalah sudah sampai sini kok," katanya, Rabu (16/5/2018) pagi.

Hal senada dikatakan, Yuni,(36) asal Musuk, Boyolali. Ia mengaku, tradisi padusan terlihat sepi. Kata dia, tidak seperti biasa, pengunjung di OMAC membludak.

"Mungkin karena banyaknya tempat kolam renang di wilayah sini. Karena di sini ada Janti, Umbul Pinggok. Memang harusnya tiketnya tidak Rp 20 ribu. Ini memang terlalu mahal. Untuk anak-anak harganya sama juga sih ya," kata dia.

Tradisi padusan ini bakal dihadiri Bupati Klaten Sri Mulyani, Kepala Dinas Pariwisata Klaten Pantoro, Camat Tulung Rahmad Sugiarto dan beserta jajarannya. (jaka)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya