Serba serbi

Kemenpar Promosikan Candi Borobudur Melalui Famtrip Vesak Day 2562 BE

Wisata & Kuliner

29 Mei 2018 04:03 WIB

Candi Borobudur (dok. Buddhazine.com)

JAKARTA, solotrust.com –Hari Raya Waisak akan jatuh pada Selasa (29/5/2018) besok. Untuk mempromosikan Candi Borobudur sebagai candi Budha terbesar dunia, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyelenggarakan  Familirization Trip (Famtrip) Vesak Day 2562 BE dengan mengundang 16 Pemuka Agama Budha (Monk) dan media (jurnalis) dari Thailand dan Vietnam. 

Kegiatan perjalanan wisata pengenalan (famtrip) di obyek wisata kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah dan Yogyakarta ini akan berlangsung selama 6 hari dari 27 Mei hingga 1 Juni 2018.



Kegiatan famtrip diselenggarakan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar bekerjasama dengan KBRI Hanoi, Vietnam serta perwakilan Bhante dari Indonesia.

Kegiatan merupakan upaya mempromosikan pariwisata Indonesia melalui perayaan Waisak 2018 (2562 BE) yang dirayakan oleh umat Budha di Indonesia dan dari seluruh dunia yang di pusatkan di Kompleks Candi Borobudur pada Selasa (29/5/2018) mendatang.

"Kegiatan famtrip yang diselenggarakan saat perayaan Hari Waisak 2562 BE sebagai upaya mempromosikan Candi Borobudur dan sekitarnya kepada para monk dan pengikutnya; komunitas umat Budha, dan para jurnalis dari Thailand dan Vietnam guna meningkatkan kunjungan umat Budha sebagai wisman datang ke Indonesia,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Prof.DR. I Gde Pitana, M.Sc, Minggu (27/5/2018) seperti dilansir dari laman Kemenpar.

Peserta Famtrip Vesak Day 2562 BE sendiri terdiri dari 6 jurnalis, 9 monk dari Thailand dan Vienam dan satu pendamping dari KBRI Hanoi. Rombongan akan mengunjungi obyek wisata di sekitar Borobudur Magelang dan Yogyakarta, antara lain Candi Borobudur, Prambanan, Sewu, dan Ratu Boko, Desa Wisata Candirejo, Omah Kecebong Tourism Village, Keraton dan Taman Sari Yogyakarta, serta Malioboro.

Perjalanan wisata pengenalan perayaan Waisak dimulai dengan prosesi arak-arakan dari pelataran Candi Mendut yang terbagi dalam tiga tahapan.

Tahapan pertama adalah pengambilan air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan.

Tahapan kedua yakni ritual Pindapatta, yaitu pemberian dana makanan kepada para bhikkhu/bhiksu oleh masyarakat (umat) untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan kebajikan.

Tahapan ketiga yakni ritual Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama berdasarkan perhitungan falak sehingga puncak purnama bisa terjadi pada siang hari.

Seperti diketahui bahwa pemerintah saat ini mengembangkan 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP) untuk dijadikan sebagai ‘Bali Baru’.

Ke-10 DPP tersebut yakni Borobudur (Jawa Tengah), Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Gunung Bromo-Tengger-Gunung Semeru (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Morotai (Maluku Utara) dan Tanjung Kelayang (Belitung).

Dari 10 DPP yang dikembangkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan untuk fokus pada 4 DPP yakni Borobudur, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo.

Sementara itu, untuk pengembangan destinasi prioritas pariwisata Borobodur dengan ikon Candi Borobudur sebagai mahakarya budaya dunia yang diakui oleh UNESCO, Pemerintah (Kemenpar) telah membentuk Badan Otorita Borobudur. Melalui Badan Otorita tersebut diharapkan Borobudur akan berkembang menjadi destinasi kelas dunia dengan target mendatangkan 2 juta kunjungan wisman pada 2019. (Lin)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya