SOLO, solotrust.com- Kebersihan adalah sebagian dari iman, hal tersebut pastinya dipahami oleh umat Islam.
Lima orang mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (FK UNS) pun tergerak untuk melakukan program ponpes bebas scabies.
Upaya tersebut ditempuh melalui pengajuan proposal Program Kreatif Mahasiswa (PKM) dengan judul "Pro Empatik : Program Eradikasi Massal Scabies pada Ponpes Daarul Quran." Pengajuan sejak Desember 2017 lalu, dan dinyatakan lolos pada April 2018. Ditargetkan, pelaksanaan program dapat selesai dalam 3 bulan, yaitu April - Juni 2018.
Ketua PKM Muh Nazir Lathif menjelaskan, program ini bekerjasama dengan LKMI (Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam) Surakarta dan UKM Study Club Kesuma (Kelompok Studi Mahasiswa) FK UNS. Para ustadz hingga Manajer Operasional Yayasan Daarul Quran turut mendukung kegiatan ini.
"Ada ungkapan konon kalau belum kena penyakit kulit, belum jadi anak pondok. Tapi kami menepis anggapan itu dan berupaya agar penyakit tersebut bisa hilang, terlebih penularannya mudah. Kami melakukan berbagai aktivitas mulai pengenalan, monitoring, hingga eradikasi (pembersihan)," paparnya pada solotrust.com, Rabu (6/6/2018).
Program belajar di Daarul Qur'an lain dari SMP umum, yaitu 4 tahun sehingga usia santri antara 13 - 16 tahun. Dari 140-an santri yang diperiksa, terdapat 42 santri yang terkena scabies. Dalam menangani scabies pada santri ponpes, pihaknya menggunakan sistem memutus mata rantai.
"Maksudnya, tidak sekedar mengobati luka yang terkena scabies saja. Tapi juga mengimbau santri mengubah kebiasaan penyebab menularnya penyakit scabies. Antara lain tidak saling tukar pakaian, membersihkan pakaian hingga menjemur kasur. Selain itu, kami juga mendistribusikan obat dan hanger ke ponpes," tuturnya.
Ustadz Ponpes Daarul Quran, Muhammad Susilo mengapresiasi bantuan dari para mahasiswa FK UNS untuk mengatasi penyakit scabies. Pihaknya membenarkan, scabies memang penyakit lama yang selalu ada di pondok pesantren. Meski sudah dilakukan penanganan, tapi tetap saja ada yang kena.
"Tiap seminggu sekali ada pengontrolan kesehatan tidak hanya scabies, tapi juga penyakit seperti panas atau flu. Harapannya para santri sehat dan ke depan bukan hanya penanganan scabies saja, tapi juga penyakit lain," terangnya.
Upaya pengobatan santri dilakukan pada Rabu (6/6/2018). Dilanjut agenda koordinasi antara ponpes dan kampus pada Jumat (8/6/2018) untuk penanganan scabies. Sebelumnya, pada Minggu (3/6/2018) dilakukan pembersihan, yaitu mencuci pakaian dengan air panas dan penjemuran kasur. Juga memastikan stok obat dan mengobati santri yang kena scabies.
Para orang tua murid akan dilibatkan untuk pemantauan kesehatan para santri agar terbebas dari penyakit scabies. Terutama para santri yang pulang ke rumah orang tua untuk libur lebaran. Di saat itulah, pondok pesantren akan disterilisasi agar lebih bersih.
"Saya harapkan dengan adanya kegiatan ini kesadaran santri akan kebersihan semakin meningkat. Sehingga ponpes Daarul Qur'an jadi percontohan pertama yang punya guideline penanganan scabies untuk menginspirasi ponpes lain," imbuhnya.(Rum)
(wd)