Hard News

Balik ke Jakarta, Puluhan Difabel Manfaatkan Bus Khusus

Jateng & DIY

19 Juni 2018 17:31 WIB

Pengguna kursi roda sedang memasuki bus disabilitas untuk keberangkatan arus balik dari BBRSBD Prof dr Soeharso Surakarta, Selasa (19/6/2018). (solotrust-adr)

SOLO, solotrust.com - Kementerian Sosial (Kemensos) melepas keberangkatan peserta mudik gratis difabel dengan bus disabilitas di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof dr Soeharso Surakarta, Selasa (19/6/2018). Para penyandang disabilitas itu diantar menggunakan bus khusus dari Solo ke Jakarta.

Inisiator Mudik Ramah Anak dan Disabilitas Ilma Sovri Yanti mengatakan, mudik gratis bagi difabel ini merupakan jawaban atas tantangan untuk memenuhi hak para penyandang disabilitas untuk berlebaran di kampung halamannya. Ditambahkannya program tersebut sudah dijalankan sejak tahun 2016.



"Total ada 16 orang yang kita berangkatkan dengan menggunakan satu bus disabilitas ini ke Jakarta dari Solo ada tujuh orang, nantinya bus disabilitas ini akan mampir di Kebumen, Tegal, Slawi, dan Kuningan untuk menjemput sembilan orang lain yang meliputi disabilitas kursi roda dan non kursi roda," kata Ilma kepada solotrust.com di sela acara.

Program mudik gratis disabilitas ini, dikatakan Ilma adalah hasil kerja sama antara Kemensos, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Damri, Bank Syariah Mandiri, dan relawan.

Bus disabilitas yang digunakan merupakan bus milik Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat yang kini dioperasikan Damri. Dulunya bus bernomor polisi D 7314 C itu merupakan bus Pekan Olahraga Nasional (PON) Pekan Paralimpiade Nasional XV/2016.

Saat solotrust.com menengok di dalam bus disabilitas itu, terdapat fasilitas-fasilitas seperti toilet portabel, tempat tidur, dan space yang cukup luas untuk pengguna kursi roda.

Ilma berharap ke depan tersedia bus umum ramah difabel, agar difabel dipandang sebagai person bukan disabilitas.

"Sebenarnya saya harap program mudik itu tidak usah menggunakan bus khusus disabilitas. Jadi pakai bus umum aja namun yang ramah difabel. Selaras dengan misi kita agar difabel bisa berbaur dan dianggap sama dengan masyarakat umum," harapnya.

Salah seorang difabel yang merasakan fasilitas mudik gratis itu, Wahyudi, asal Kalimantan Selatan mengungkapkan bahwa dirinya sangat terbantu dengan mudik bus disabilitas ini. Ia mengaku memiliki keterbatasan biaya dan belum merasakan sepenuhnya kemudahan akses untuk difabel melaksanakan tradisi mudik saat Lebaran.

"Saya senang bisa mudik bertemu dengan teman-teman setelah lama di Jakarta, sudah hampir 10 tahun saya tidak bertemu teman-teman di sini (Solo), soalnya saya sebelumnya tidak ada biaya lebih dan juga malah sekarang sedang marak kasus pelecehan terhadap disabilitas seperti yang terjadi di Kupang, membuat saya khawatir," ungkapnya. (adr)

(way)