Serba serbi

Dalam Pameran di Tiongkok, 2 Buah Asal Indonesia Ini Jadi Primadona

Wisata & Kuliner

28 Juni 2018 16:05 WIB

Paviliun Indonesia di Guangzhou International Fruit Expo 2018 (Sumber KJRI Guangzhou)

GUANGZHOU, solotrust.com – Salak dan manggis, dua jenis buah asal Indonesia ini berhasil menjadi primadona pengunjung Guangzhou International Fruit Expo 2018 atau Pameran Buah Internasional di Guangzhou, Tiongkok yang diselenggarakan pada 27-29 Juni 2018.

Seperti dilansir dari laman berita perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kamis (28/6/2018), silih berganti para calon pembeli mengunjungi Paviliun Indonesia yang menjajakan buah-buahan segar. Para pengunjung pameran umumnya berasal dari Tiongkok daratan, Hong Kong, dan Australia.



Salak dan manggis tersebut didatangkan langsung dari Indonesia. Para calon pembeli umumnya tertarik dengan produk salak yang relatif belum mudah ditemukan di Tiongkok.

"Rasanya unik, manis dan agak sedikit sepat (menyengat)," kata salah satu calon pembeli dari Guanzhou.

Pada pameran buah internasional pertama di Guangzhou yang pertama kali ini, Paviliun Indonesia diikuti oleh PT Java Fresh.

"Lumayan ramai. Sudah banyak juga yang kelihatannya tertarik untuk menjajaki pembelian buah Indonesia," ujar Robert Budianto, Chief Financial Officer dari PT Java Fresh.

Menurut Robert, Tiongkok merupakan pasar yang sangat besar dengan jumlah penduduk dan daya beli yang terus meningkat serta tradisi makan buah yang sangat baik. Karenanya, sambung Robert, kompetisi juga terbilang ketat. Oleh karena itu, PT Java Fresh fokus pada manggis dan salak yang dinilai cukup kompetitif untuk memasuki pasar Tiongkok.

Sebagai informasi, berdasarkan kesepakatan antar pemerintah Indonesia dan Tiongkok (G2G), Indonesia saat ini dapat mengekspor empat jenis buah ke Tiongkok, yaitu salak, manggis, kelengkeng, dan pisang.

“Sekalipun peluang sangat besar bagi buah-buahan tropis Indonesia, belum banyak pelaku usaha Indonesia yang tertarik untuk masuk pasar Tiongkok. Biasanya, produk buah Indonesia, seperti manggis, masuk ke Tiongkok melalui Malaysia atau bahkan Thailand," sambung Robert.

Pada sambutannya di acara pembukaan pameran, Konsul Muda Ekonomi KJRI Guangzhou, Ismail Fahmi menyampaikan bahwa terdapat banyak peluang besar untuk meningkatkan ekspor buah dari Indonesia ke Tiongkok. Apalagi, Indonesia dikenal sebagai negara penghasil buah-buahan tropis yang sangat beragam.

“Pada tahun 2017, market share produk buah dari Indonesia baru mencapai 1.42% dibandingkan buah-buahan dari Negara lainnya. Artinya, masih besar sekali peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan market share-nya di Tiongkok. Apalagi, permintaan buah di Tiongkok terus meningkat setiap tahun," papar Fahmi.

Untuk kategori buah-buahan (HS Code 08), pada tahun 2017, Indonesia mengalami defisit perdagangan hingga US$300juta. Pada periode tersebut, nilai ekspor buah dari Tiongkok ke Indonesia mencapai US$390 juta. Sebaliknya, Indonesia mengekspor ke Tiongkok dengan nilai sebesar US$90 juta.

Buah-buahan Tiongkok yang masuk ke Indonesia didominasi apel, pir, anggur dan lemon (98%). Sementara buah-buahan dari Indonesia yang masuk ke Tiongkok didominasi produk turunan kelapa (95%). Adapun manggis, pisang, salak, dan kelengkang sebesar US$4.5juta. (Lin)

(way)