SOLO, solotrust.com - Berlangsungnya fenomena gerhana bulan dari fase demi fase dalam jangka waktu yang cukup lama, juga dimanfaatkan Club Astronomi Santri Assalaam (CASA) untuk mengamati obyek lain seperti planet Jupiter, Mars dan Saturnus yang tengah mengorbit.
Pengamatan dilakukan melalui observatorium lantai 6 Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam, Pabelan, Sukoharjo Sabtu (28/7/2018) dini hari mulai pukul 00.00 WIB
"Planet Saturnus terlihat jelas cincinnya, langit sedang cerah, planet Mars juga tengah mengoposisi jadi lebih terang dari biasanya, sedangkan Jupiter lebih awal tenggelam, tapi tadi kelihatan empat satelitnya, kita nikmati keindahan planet-planet di tata surya, sembari mengamati proses gerhana bulan total dengan fase mencapai 6,5 jam," kata Sadida Abdul Ghani, Ketua Club Astronomi Santri Assalaam kepada solotrust.com, di Observatorium lantai 6 Ponpes Asaalaam, Sukoharjo, Sabtu (28/7/2018) dini hari.
Saat ditanya mengapa tiga planet itu yang utama terlihat Sadida menjelaskan, jika planet-planet itu sejatinya bisa dilihat setiap malam hari, hanya saja karena ini momentum gerhana bulan total, sehingga juga dimanfaatkan untuk melihat obyek lain menggunakan teleskop. Meski begitu langit dini hari ini didukung dengan posisi matahari maupun bulan yang sedang jauh dari bumi sehingga lebih cerah.
"Saturnus, Jupiter memang hari-hari biasa juga bisa terlihat karena dua planet terbesar, namun hari ini bisa kita lihat langit tak berawan, udara juga lebih dingin, ini karena matahari juga posisinya sedang jauh dari bumi, begitu juga bumi dengan bulan, jadi planet-planet itu dapat diamati lebih jelas," ujarnya.
Sedangkan untuk planet Mars, memang tengah mengoposisi, posisinya sangat dekat dengan bumi, jadi saat gerhana bulan total, cahaya bulan meredup, planet Merah ini bisa dilihat lebih terang dan kemerahan dari biasanya meskipun hanya seperti titik cahaya.
"Bedanya kalau bintang berkelip, kalau planet tidak, saat cahaya purnama mulai redup dan bulan mulai merah, Mars akan tampak lebih terang, karena posisinya sangat dekat dengan bumi yakni berjarak 57,7 juta km, posisi ini terakhir terjadi tahun 2003 lalu" Jelasnya.
Sementara Saturnus dianggap memiliki keunikan sendiri dengan cincinnya yang spektakuler. Saturnus merupakan planet ke-6 dari matahari dan planet terbesar kedua setelah Jupiter, dan planet ini mudah dikenali karena cincin yang cerah di seputar equatornya.
"Cincin itu diyakini terbentuk saat komet menabrak salah satu bulan saturnus," katanya
Solotrust.com berkesempatan mencoba teleskop utama di dome bernama vixen menggunakan mounting equatorial dan benar saja, planet saturnus dan cincinnya terlihat jelas bersama banyaknya taburan bintang di langit.
Sementara itu, planet Jupiter terlebih dahulu terbenam, dapat diamati sekitar pukul 7 malam hingga 8 malam.
"Jupiter juga bagus, empat satelit dari belasan satelit itu terlihat, tapi udah terbenam tadi," ujarnya.
Sadida menambahkan, pada 26 Juli hingga 2 Agustus 2018 juga ada fenomena alam lainnya, yakni hujan meteor Aquarid.
"Tapi tidak bisa dilihat di kota ini, karena polusi cahaya yang begitu terang," tutup Sadida.
(wd)