SOLO, solotrust.com - Berbagai langkah dan upaya dilakukan Pemkot Surakarta guna meraih predikat Kota Solo sebagai Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama. Mulai dari pemenuhan hak sipil hingga hak partisipatif anak.
"Hak sipil dan kebebasan kemerdekaan anak, dari data akta catatan sipil 99,8 persen anak di Solo sudah memiliki akta kelahiran, kami juga bangun taman cerdas, sekolah ramah anak, puskesmas dan rumah sakit ramah anak, program KIA, gerakan jam wajib belajar, bantuan pendidikan, perlindungan anak hingga upaya pengurangan rekoame rokok, itu beberapa upaya kami menjadikan Solo Kota Layak Anak, saat ini Kota Layak Anak kategori Utama baru diterapkan di Surabaya dan Solo," terang Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Surakarta, Widdi Srihanto kepada solotrust.com disela acara peringatan Hari Anak Nasional di Benteng Vastenburg, Minggu (5/8/2018).
Selain itu, menurut Widdi, dengan memperingati Hari Anak Nasional setiap tahunnya dengan melibatkan anak-anak secara langsung juga salah satu bentuk upaya masyarakat dalam menjadikan Kota Solo menjadi Kota Layak Anak (KLA).
"Kota Solo termasuk dalam peringkat tertinggi di Indonesia yang menerapkan KLA. Selain Solo ada Surabaya menjadi salah satu KLA utama. Untuk mencapai 100 persen membutuhkan proses yang cukup lama. Maka dari itu langkah - langkah preventif dan tindakan menuju KLA terus kami upayakan," ujarnya
"Sejak tahun 2006 pemkot mengupayakan Solo sebgaai Kota Layak Anak. Tahun 2019 Pemkot berkomitmen memanajemen reklame rokok, memang tidak dipungkiri reklame rokok memberikan pendapatan asli daerah (PAD) bagi kota Solo, tapi saya yakin pak wali (FX Hadi Rudyatmo) punya kebijakan," imbuhnya.
Widdi menambahkan pihaknya bakal terus mengupayakan terobosan dan langkah menjadikan kota solo yang menerapkan KLA. Walau hal itu masih dalam proses, dirinya optimistis KLA akan terwujud di Solo.
"Langkah dan upaya itu terus kami fokuskan. Namun, pemerintah tidak bisa mewujudkan tanpa bantuan warga, terutama orang tua. Selain itu perusahaan dan stakeholder lain bakal terus kami gandeng agar KLA di Solo segera terwujud 100 persen," jelas Widdi. (adr)
(wd)