LOMBOK, solotrust.com - Belum lama didirikan Posko Tanggap Bencana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta sudah banyak menangani warga korban bencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagian besar mengalami patah tulang dan benturan kepala.
"Sebagian besar korban gempa ditangani di tempat, berdasarkan data pada Rabu (8/8/2018) ada 125 pasien yang ditangani. Sementara pada Kamis (9/8/2018), ada 97 pasien ditangani. Korban luka berat kami rujuk ke RSU Mataram," ujar Dekan Fakultas Kedokteran UNS yang juga sebagai Koordinator Tim Prof. Hartono yang tengah berada di Nusa Tenggara Barat, melalui keterangan pers Sabtu (11/8/2018).
"Lokasi itu merupakan salah satu lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa di Lombok Utara yang berjarak dua jam dari Mataram," imbuh dia.
Hartono menguraikan, di tempat itu ada enam dusun yang rusak parah hingga bangunan rata dengan tanah akibat guncangan gempa yang melanda wilayah itu. Sekitar 1000 orang mengungsi di lima posko swadaya dengan tenda seadanya. Kawasan itu, kata Hartono, belum terjamah bantuan hingga hari ke-2 gempa atau pada Selasa 7 Agustus 2018, padahal banyak yang mengalami luka serius.
Adapun dalam pendirian Posko Tanggap Bencana ini Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bekerja sama dengan RS Moewardi, PMI Surakarta, tim SAR UNS, Mapala Vagus, Ikatan Alumni UNS (IKA UNS), dan TNI Angkatan Udara yang terletak di Desa Gumantar, Lombok Utara, pada Selasa (7/8/2018) lalu.
UNS mengirimkan dua tim tanggap bencana ke NTB, yakni medis dan non medis. Tim medis terdiri dari dua tim. Tim pertama terdiri dari 14 dokter spesialis dari RSUD Moewardi dan FK UNS langsung diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB pada Rabu (8/8/2018) pagi dan langsung bekerja di RSU Mataram.
"Tim kedua, yakni tim khusus bedah orthopedi sebanyak 10 orang yang terdiri dari dokter spesialis orthopedi, anestesi, perawat, dan tim pendukung. Tim ini juga bekerja di RSU Mataram," katanya
Sedangkan, tim non medis merupakan tim SAR dan Mapala Vagus yang berangkat Senin (6/8/2018) untuk melakukan survey dan mendirikan posko lokasi tersebut.
Lebih lanjut, Hartono mengatakan, tim gabungan UNS juga membawa bantuan untuk korban gempa, yakni sembako untuk 1000 orang hingga tujuh hari pertama, lima buah tenda, empat tandon air, satu genset, 100 tikar, obat-obatan, air mineral, dan sejumlah peralatan untuk Kepala Desa Gumantar, yakni laptop dan printer.
“Korban gempa masih membutuhkan sembako, tenda, tikar, selimut, obat-obatan dan tim medis, pembalut wanita, dan popok sekali pakai untuk anak, tandon air, dan genset.” bebernya.
Hartono menambahkan, posko ini akan berdiri selama dua minggu untuk kemudian dievaluasi kembali.
“Kalau memang masih dibutuhkan dan logistik kami mendukung, bisa dilanjutkan,” ujarnya. (adr)
(wd)