Hard News

Tambangan Beton, Kalah Pamor Dengan Jembatan Mojo, Namun Jadi Alternatif

Jateng & DIY

19 Oktober 2017 18:07 WIB

Warga gunakan Tambangan Beton saat akan menyeberang sungai bengawan solo. (solotrust.com/iwan)

SOLO, solotrust.com – Proyek Perawatan Jembatan Mojo mulai Selasa (24/10/2017) Hingga Kamis (2/11/2017) yang mengharuskan penutupan sarana hubungan transporasi antara Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo tersebut,memaksa warga harus mencari jalur alternative.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Surakarta Sri Baskoro beberapa waktu lalu telah menyebutkan dua alternatif, yaitu jembatan Jurug dan Jembatan Bacem, namun mengingat waktu dan jarak tempuh ternyata sebagian warga merasa kerepotan. Apalagi untuk warga terdekat yang aktivitasnya di area Solo timur seperti sekitaran Gading, Pasar Gede, Klewer, yang bertempat tinggal di  sukoharjo Utara dan Barat seperti Wirun dan Bekonang.



Baca juga:  Jembatan Mojo Ditutup, Ini Dua Jembatan Alternatif 

Selain dua jembatan alternatif tersebut, ternyata masih ada alternatif lainnya yang masih tersedia. Sarana ini mungkin sudah dilupakan oleh sebagian warga Solo. Sarana ini konon lebih dahulu ada sebelum Jembatan mojo, ialah Tambangan Beton, alat transportasi berupa rakit atau kapal kayu yang menyebrangi sungai bengawan solo dengan bantuan tali dadung atau Tambang.

Sarana jasa yang buka mulai pukul 06.00 WIB sampai tutup pukul 19.00 WIB  ini ternyata hingga saat ini masih banyak digunakan warga sekitar. Penutupan jembatan Mojo selama 10 hari ini sudah pasti akan membawa dampak lonjakan jumlah pengguna.

Menanggapi hal tersebut nahkoda kapal tambangan Bagong mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan untuk memperpanjang waktu beroperasi dan membuat dermaga-dermaga dari bambu.

"Untuk mengantisipasi kita akan lemburan untuk memperbaiki atau membikin lagi dermaga-dermagan dari bambu dalam waktu dekat ini.” Tutur Bagong.

Namun untuk menggunakan transportasi Kapal Tambangan dibutuhkan nyali yang cukup besar. Pasalnya saat akan naik Kapal Tambangan yang dermaganya terletak di kampung Beton, Kampung sewu, Jebres tersebut penumpang harus melewati turunan tajam di tepi sungai.

"Anak perempuan saya harus latihan lewat sini, biar besok kalo Mojo ditutup tidak muter terlalu jauh.” Kata Endang salah satu warga Wirun, Mojolaban, Sukoharjo,  yang mengaku setiap hari naik tambangan beton ini menuju tempat kerjanya di Pasar Klewer. 

 

(iwan-Wd)

(Redaksi Solotrust)

Berita Terkait

Berita Lainnya