Hard News

Jembatan Mojo Ditutup, Jembatan Sesek Bengawan Solo Diserbu Ribuan Pemotor

Jateng & DIY

27 September 2022 09:54 WIB

Nampak pemotor memilih jembatan sesek di Beton, Kampung Sewu, Jebres, Solo atau di Pintu Air Demangan Baru sebagai alternatif imbas penutupan Jembatan Mojo serta Jembatan Jurug A dan B. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Jembatan sesek alias jembatan bambu yang berada di Beton, Kampung Sewu, Jebres, Solo atau tepatnya di Pintu Air Demangan Baru ramai diserbu ribuan pemotor, Senin (26/9).

Kepadatan nampak dari dua arah. Warga sekitar yang menjadi relawan pun nampak membantu mengurai kepadatan dengan menerapkan buka-tutup jalan dari barat dan timur. Dari pantauan Solotrust.com, kepadatan itu baru nampak menyurut setelah sekira pukul 18.00 WIB.



Jembatan bambu yang menghubungkan Solo-Sukoharjo ini dipilih sebagai alternatif imbas ditutupnya Jembatan Jurug A dan B pekan lalu dan Jembatan Mojo pada Senin (26/9) pagi kemarin.


Kepadatan terlihat di dekat jembatan sesek Pintu Air Demangan Baru Beton, Kampung Sewu, Jebres, Solo. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks).

Salah satu relawan, Galuh mengungkapkan, kepadatan jemabatan sesek terjadi sejak Senin pagi pukul 10.00 WIB, atau nyaris bersamaan dengan penutupan Jembatan Mojo. Kepadatan juga nampak di sore hari tepat di jam pulang kerja.

Ia menyebut, arus kendaraan sore itu menjadi yang teramai di jembatan sesek sejak beberapa hari belakangan.

"Ramai ini dari jam 10.00 WIB pagi, pas Jembatan Mojo ditutup. Kemarin-kemarin ya biasa, paling ramai ini. Ribuan kira-kira mungkin," katanya kepada Solotrust.com, Senin (26/9) kemarin.

Untuk diketahui, jembatan ini dibuat oleh seorang warga sekitar. Pemilik menerapkan biaya iuran mulai dari Rp2 ribu. Pemilik dibantu warga Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo untuk menarik iuran dan menertibkan kendaraan. Nampak warga juga mengatur kendaraan dengan alat handy talkie (HT) dari barat dan timur.

Galuh mengungkapkan, sejak Jembatan Mojo direncanakan bakal tutup, pemilik membuat jembatan baru. Kini juga nampak ada dua jembatan bambu di tempat yang sama, di mana sebelumnya hanya ada satu jembatan saja.

Sejak penutupan Jembatan Mojo, ia menyebut, kini warga juga berjaga dari dua arah. Sedangkan, sebelumnya warga hanya berjaga di sisi timur sungai saja.

"Biasanya hanya jaga di sana, ini ramai jaga di sini juga. Kalau jembatan satunya baru ini kemarin dibuat," ujarnya.

Ia mengatakan, sejak ramai diserbu ribuan pemotor, relawan juga meminta pengemudi untuk menurunkan boncengan demi menjaga keselamatan. Galuh menyebutkan, jembatan sesek beroperasi hingga pukul 21.00 WIB.

"Dari timur enggak boleh bonceng, demi jaga keselamatan, sesuai muatan. Jam 21.00 WIB tutup," terangnya.

Sejak penutupan dua jembatan, Jurug A dan B serta Mojo, jembatan sesek telah menyita pengguna baru. Salah satunya, Richi warga Bekonang yang mengaku baru melintasi jembatan sesek untuk kali pertama kala itu.

Ia mengungkapnkan, mengetahui jembatan sesek dari internet. Ia memutuskan melewati jembatan itu lantaran pertimbangan jarak. Richi saat itu membawa temannya.

"Untuk naik ini lumayan menantang juga sih, soalnya jembatannya masih kayak gitu. Baru ini pertama naik, tahunya dari Instagram,

Karena dari Mojo juga ditutup," katanya sore itu.

"Ini dari Bekonang mau ke UMS (Universitas Muhammadiyah Solo di Kartasura, Sukoharjo)," terang Richi.

Sebagai pengalaman pertamanya, ia mengaku masih berminat untuk melintasi jembatan sesek. Namun, lantaran dirasa  terlalu ramai, Richi mengaku untuk berpikir dua kali untuk melintasi jembatan itu lagi.

"Kalau berani ya berani, cuma kalau situasi kayak gini masih mikir juga," ujarnya. (dks)

(zend)

Berita Terkait

Berita Lainnya