SRAGEN, solorust.com- Batik tak sekedar sebagai hasil karya semata. Lebih dari itu, batik adalah identitas sekaligus bagian dari jati diri bangsa Indonesia. Inilah yang dilakukan oleh anggota Persit Kodim 0725/Sragen yang dipimpin oleh Ketua Persit KCK cab XLVI Dita Camas Prasetyo untuk menunjukkan kecintaanya terhadap seni membatik.
Sebagai pemula tentu tak mudah, karena proses membatik membutuhkan keuletan dan ketekunan. Wiwin Muji Lestari pemilik gerai batik Windasari mengungkapkan, bakat juga mempengaruhi seseorang untuk mempelajari teknik membatik. Sama seperti melukis, jika seseorang memiliki bakat maka akan menjadi lebih bagus.
“Saya mempelajari batik sejak masih kecil. Kalau masyarakat yang belajar tergantung dari niatnya. Ada yang ingin produksi buka usaha atau sekedar belajar.” Katanya Rabu (26/9/2018)di Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran, Sragen.
Wiwin menyebut batik adalah ilmu terapan, sehingga tak perlu banyak teori tetapi bisa langsung praktik. Keterampilan menggunakan canting dan menggoreskannya di atas kain juga tergantung pada bakat seni.
“Tentu akan dipengaruhi oleh bakat. Goresannya akan lebih bagus kalau bakat. Setiap orang akan berbeda hasilnya. Batik tulis akan terlihat detailnya agak lebih berbeda antara tiap motifnya, karena goresannya juga berbeda,” jelasnya.
(wd)