Hard News

Bupati : Anggarkan APBD Rp 2 Miliar untuk Pluneng Tak Terserap

Jateng & DIY

8 Oktober 2018 13:11 WIB

Bupati Klaten Sri Mulyani saat menghadiri syukuran banyu di Desa Pluneng. (solotrust.com/jaka)

KLATEN, solotrust.com- Ratusan warga Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Klaten mengikuti kirab dan syukuran banyu. Gunungan diarak warga dari balai desa setempat menuju Umbul Pluneng yang jaraknya sekitar 1 kilometer.

Gunungan yang berisi hasil bumi itu, sesampai di umbul didoakan oleh tokoh masyarakat setempat kemudian dimakan secara bersamaan oleh warga.



Bupati Klaten Sri Mulyani, dalam sambutanya mengatakan, hal ini tidak bisa dilepaskan dari kegagalan pemerintah desa dalam menyerap anggaran untuk pengembangan destinasi wisata Umbul Pluneng.

“Sudah dua tahun Desa Pluneng kami anggarkan dari APBD sebesar Rp 2 miliar, tetapi malah tidak bisa diserap, Anggaran itu untuk membangun parkir, stand kuliner hingga wahana bermain,” jelasnya saat memberikan sambutan dalam kirab dan syukuran di Umbul Pluneng, Minggu (7/10/2018).

Bupati memandang jika Umbul Pluneng memiliki potensi yang menarik untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata air terpadu. Terlebih lagi sumber mata air yang keluar dari dasar kolam dikenal untuk terapi pengunjung. Harapannya dengan adanya pengembangan umbul mampu mendongkrak pengunjung yang datang.

“Tahun depan kami anggarkan lagi Rp 2 miliar. Tadi sudah berbisik-bisik dengan pak kepala desa dan pak camat. Tahun depan harus bisa dilaksankan. Kalau tidak punya kompeten yang menggarap umbul ya cari konsultan aja,” tegas Mulyani.

Pihaknya meminta kepala desa untuk mematangkan perencanaan pengembangan Umbul Pluneng. Termasuk menunjukkan keseriusnya dalam setiap tahapan pembangunan, sehingga menjadikan umbul sebagai wisata air yang moncer. Dirinya mewanti-wanti jika gagal kembali dalam menyerap anggaran akan dialihkan untuk desa lainnya.

“Tolong kedepannya perlu dibenahi lagi khususnya untuk fasilitas kamar mandinya. Saya harapkan dipisahkan untuk laki-laki dan perempuan serta representatif,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Pluneng Wahyudi berkilah terkait anggaran yang tidak bisa diserap dikarenakan permasalahan administrasi. Tetapi dirinya optimis pada tahun mendatang anggaran dari APBD itu bisa dilaksanakan.

“Hanya masalah sistem saja. Kemarin kita juga menggunakan konsultan kok dalam perencanaannya. Namun ada yang perlu kita revisi,” ucapnya.

Lebih lanjut, Wahyudi mengutarakan yang perlu direvisi menyangkut pembuatan Detail Engeneering Design (DED) yang masih dibuat secara manual. Padahal diharuskan dibuat dengan sentuhan teknologi sehingga saat ini sedang diproses.

“Total lahan yang akan kita kembangkan seluas 3.800 meter persegi merupakan tanah kas desa. Tentunya untuk dibangun waterpark,” jelasnya. (Jaka)

(wd)