Hard News

DAS Bengawan Solo Masuk Dalam Prioritas Pemulihan

Jateng & DIY

02 November 2018 09:22 WIB

Nur Sumedi saat ditemui wartawan disela acara.

SOLO, solotrust.com - Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPPTPDAS), Nur Sumedi menyebut, Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Bengawan Solo menjadi satu dari 15 DAS yang menjadi prioritas pemulihan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Bengawan Solo merupakan salah satu DAS yang harus diprioritaskan," jelas Nur Sumedi di sela acara koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Regional Jawa Tengah di Hotel Harris, Solo, Kamis (1/11/2018)



Selain Bengawan Solo, 14 DAS yang masuk skala prioritas pemulihan antara lain, Citarum, Ciliwung, Cisande, Serayu, Berantas, Asahan Toba, Siak, Musi, Way Sekampung, Way Seputih, Moyo, Kapuas, Jeneberang dan Saddang.

Menurut Nur, diperlukan pengelolaan yang tepat dalam penataan ruang area pinggiran DAS. Oleh sebab itu diperlukan sinergitas antar sektor pemerintah dan pemangku kepentingan terkait termasuk masyarakat untuk memulihkan DAS Bengawan Solo normal seperti sedia kala.

"Banyak faktor dari hulu hingga hilir yang membuat DAS rusak jadi diperlukan perhatian dari banyak pihak. Pengelolaan recharge area atau hutan DAS minimal 30 persen dari luas lahan dan letaknya harus tepat agar fluktuasi DAS pada saat musim penghujan maupun kemarau bisa tepat, salah satunya daerah lindung jangan sampai dijadikan permukiman," terang dia

Pihaknya berharap seluruh instansi baik itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Besar Wilayah Sungai, Pemerintah Daerah termasuk masyarakat agar bersama-sama memulihkan DAS tersebut. Tak dipingkiri pemulihan tersebut bakal memakan waktu lama. Namun jika ada dukungan dari seluruh pihak maka pihaknya optimis rencana pemulihan prioritas tersebut bisa tercapai.

Sementara itu, Kepala Pusat Litbang Hutan Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Krisfianti L Ginoga menambahkan, perlunya edukasi dan advokasi kepada masyarakat untuk menjaga daerah aliran air sungai yang tepat.

"Seperti adanya sekolah sungai ataupun program edukasi lain, hal.itu dimaksudkan agar ke depan tidak terjadi kerusakan parah pada DAS, karena dampaknya akan dirasakan masyarakat luas," sambung Krisfianti. (adr)

(wd)