Hard News

PDAM Waspadai Kualitas Air Bengawan Solo Selama Kemarau Panjang

Jateng & DIY

8 September 2023 18:01 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay)

SOLO, solotrust.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Toya Wening Surakarta mulai mewaspadai penurunan kualitas air baku dari Sungai Bengawan Solo pada kemarau panjang. Antisipasi intens terhadap suplai air bersih juga dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo berkoordinasi dengan berbagai kelurahan berpotensi mengalami krisis air.

Turunnya kualitas air di Sungai Bengawan Solo, khususnya di sekitar Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik PDAM biasa terjadi saat kemarau panjang. Turunnya debit air sungai membuat kadar pencemaran yang ada di sungai makin pekat sehingga sulit untuk diolah menjadi air bersih.



Menimbang risiko itu, kualitas air baku Sungai Bengawan Solo diperkirakan masih bisa diolah hingga Oktober mendatang. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi PDAM Toya Wening Surakarta, Bayu Tunggul, mengatakan pihaknya sudah melakukan mitigasi.

"Mminimal masih bisa sampai Oktober. Ke depan akan kami pantau terus kondisinya, andai tidak bisa diolah nanti kami pikirkan cara lain. Satu hal yang pasti sampai saat ini masih bisa diolah," jelasnya, Jumat (08/09/2023). 

Adapun hingga kini PDAM masih bisa memaksimalkan air baku dari Sungai Bengawan Solo untuk diolah menjadi air bersih melalui IPA Semanggi. Kualitas air dihasilkan dipastikan aman, meskipun ada penurunan debit air dihasilkan sebagai dampak kemarau panjang.

"IPA Semanggi kapasitasnya sekitar 300 liter/detik, tapi yang digunakan hanya 100 liter/detik.  IPA Jurug 100 liter/detik dan IPA Jebres 50 liter/detik. Pelanggan eksisting kami ada 57 ribu," papar Bayu Tunggul.

Menurutnya, kemarau tahun ini sedikit lebih kondusif dari tahun-tahun sebelumnya. Merujuk catatan PDAM Surakarta, penghentian IPA lantaran air baku tercemar baru sekali dilakukan lantaran limbah industri etanol.

Kadar pencemaran limbah ciu kini tak separah kemarau sebelumnya karena ada informasi perihal limbah ciu yang biasanya dibuang ke Sungai Bengawan Solo kini dibuang ke saluran irigasi di Colo Timur.

Hal ini membuat kadar pencemaran di Sungai Bengawan Solo sedikit berkurang. Satu hal harus jadi perhatian, saat Bendung Colo Timur akan ditutup sementara untuk pemeliharaan pada 15 Oktober mendatang.

"Saat Bendung Colo ditutup ada kemungkinan limbah alkohol akan dibuang ke Sungai Bengawan Solo," kata Bayu Tunggul.

Suplai air bersih dari PDAM menjadi faktor utama dalam penyediaan air bersih bagi mayoritas warga Kota Bengawan. Adapun yang tidak lantaran masih bergantung pada suplai air dari sumur-sumur dangkal milik warga.

Parahnya, kualitas atau debit air sumur dangkal bisa berkurang saat kemarau panjang seperti ini. Oleh sebab itu pemerintah Kota Solo melalui BPBD makin intens berkoordinasi dengan berbagai kelurahan untuk antisipasi krisis air bersih yang ada di wilayah.

Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Surakarta, Niko Agus Putranto, kemarau ini kendalanya sama dengan kabupaten sekitar.

"Kami waspadai potensi kekeringan dan krisis air," kata dia.

Hasil koordinasi tersebut dan catatan bencana kekeringan dari beberapa tahun terakhir, BPBD memetakan mana saja wilayah berpotensi mengalami krisis air bersih. Hasil koordinasi dan sinkronisasi dengan data tahun lalu, sedikitnya ada enam wilayah masuk dalam pengawasan, yakni Serengan, Sangkrah, Banyuanyar, Gilingan, Laweyan, dan Mojosongo.

Sementara soal wilayah Joglo sebelumnya mendapatkan bantuan air bersih dipastikan bukan karena kekeringan air sumur, melainkan karena adanya perbaikan jaringan dilakukan PDAM pada hari-hari tersebut.

"Alhamdulillah kalau Solo belum ada laporan kekeringan. Kalau yang kemarin di Joglo itu dapat bantuan air karena ada kendala di suplai air PDAM waktu itu," beber Niko Agus Putranto. (riz)

(and_)