JAKARTA - Teleskop Aperture Spherical Radio Telescope (FAST) seluas 500 meter, sebuah teleskop terbesar di dunia milik Cina, kesulitan merekrut peneliti untuk bekerja di sana.
Meskipun menawarkan gaji tahunan sebesar 100.000 yuan atau Rp 217 juta, pemerintah Cina tetap kesulitan merekrut peneliti yang akan ditempatkan di lokasi FAST yang terpencil di Pingtang, Provinsi Guizhou, barat daya Cina, menurut direktur kantor umum proyek Zhang Shuxin, menurut laporan Science and Technology Daily, seperti dilansir dari Sputniknews, 3 November 2018.
Padahal gaji yang ditawarkan tersebut lebih tinggi daripada gaji tahunan rata-rata kabupaten Pingtang sebesar 66.279 yuan atau Rp 143 juta pada 2016, dan gaji rata-rata nasional untuk peneliti ilmu pengetahuan sebesar 96.638 yuan atau Rp 209 juta, menurut data yang disediakan oleh artikel Beijing Times.
Rekrutmen baru-baru ini menawarkan 24 posisi peneliti untuk pemrosesan data, manajemen pusat data dan pemeliharaan komunikasi.
"Sedikit yang akan berminat, dan kami hanya bisa mendapatkan setengah dari jumlah itu dalam periode rekrutmen sebelumnya," kata Zhang.
Selain pengumuman iklan yang buruk untuk rekrutmen, Zhang juga mengutip hasil rekrutmen yang buruk terhadap kondisi kerja, karena banyak orang akan tinggal di lokasi yang terisolasi, lingkungan yang keras, dan pekerjaan itu sendiri kurang menantang daripada pembangunan dan persiapan proyek FAST.
Setelah teleskop mulai beroperasi, peneliti penduduk akan diminta untuk bekerja tiga shift untuk mengawasi selama 24 jam.
Science and Technology Daily melaporkan bahwa untuk menghindari mengganggu operasi normal teleskop radio, peneliti juga tidak diizinkan membawa ponsel atau kamera digital mereka. Selain itu Wi-fi juga dilarang.
Zhang menjelaskan bahwa peneliti dapat berkomunikasi melalui sambungan telepon rumah dan menggunakan komputer desktop di lokasi.
Proyek FAST dijadwalkan untuk menjalani penilaian nasional terhadap enam kriteria, termasuk kinerja teknologi, fasilitas, dan kondisi kerja sebelum teleskop raksasa ini secara resmi dibuka untuk umum, dan datanya akan dibagikan oleh para ilmuwan di seluruh Cina. #teras.id
(wd)