Hard News

Car Free Day, Loji Gandrung Dipadati Pengunjung untuk Berselfie

Jateng & DIY

7 Januari 2019 06:35 WIB

Pengunjung CFD menikmati suasana Loji Gandrung, Minggu (6/1/2019) pagi. (Dok Humas Pemkot Surakarta).

SOLO, solotrust.com- Rumah Dinas Wali Kota Loji Gandrung dipadati pengunjung CFD, Minggu (6/1/2019) pagi. Warga memanfaatkan tatanan baru Loji Gandrung untuk berfoto-foto atau berselfle dengan latar belakang bangunan bersejarah tersebut.

Loji Gandrung kini menjadi salah satu destinasi wisata baru di Kota Solo, setelah dibuka untuk publik bulan Desember 2018 lalu. Ide menjadikan Loji Gandrung menjadi ruang terbuka publik direalisasikan secara bertahap.



"Iya bagus sekarang terbuka masyarakat bisa menikmati bangunan ini, kalau dulu kan kesannya formal hanya tamu undangan wali kota atau keperluan dinas saja," ujar Argetoz (30) warga Wonogiri yang menikmati Solo CFD bersama istri dan putra kecilnya yang berusia 2 tahun saat ditemui solotrust.com

Hal senada disampaikan oleh Febriana Sukma Dewi, (16) remaja asal Gawok yang datang bersama orang tuanya, juga terlihat asyik berselfie dengan latar kolam dan patung Gatot Subroto. Ia pun berterima kasih kepada wali kota karena membuat Loji Gandrung lebih terbuka untuk masyarakat umum.

"Terima kasih pak Wali Kota (FX. Hadi Rudyatmo) sekarang jadi tahu Loji Gandrung, dan isinya cantik, sebelumnya saya sama sekali belum pernah masuk ke sini," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, setelah pedestrian di depan Loji Gandrung selesai ditata, Pemkot juga mencopot dua pintu gerbang di sisi utara. Kedua pintu itu semula selalu ditutup saat malam hari, seolah menandakan bahwa Loji Gandrung tidak bisa dimasuki masyarakat umum.

Beberapa bangunan di depan Loji Gandrung ditata. Seperti taman di sekitar patung Gatot Subroto yang diganti kolam, serta garasi dan pos penjagaan sisi barat yang dipindah ke sisi timur. Hasilnya, Loji Gandrung terkesan lebih luas dan terbuka.

Loji Gandrung yang selama ini berfungsi menjadi rumah dinas Wali Kota Surakarta dan identik dengan urusan pemerintahan, bakal bertambah peran menjadi destinasi wisata cagar budaya bernama Rumah Bung Karno dan bisa dinikmati masyarakat umum.

Kesan protokoler rumah dinas wali kota untuk kegiatan pemerintahan atau kedinasan kini seolah bertransformasi juga menjadi milik masyarakat umum. Warga bisa bebas keluar masuk di bangunan bersejarah tersebut. Rencananya Rudy bakal membukanya 24 jam penuh. Saat malam hari, kawasan tersebut akan dihiasi gemerlap lampu-lampu.

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan, penamaan Rumah Bung Karno tersebut lantaran memiliki orientasi sejarah, di dalam bangunan tersebut terdapat kamar tidur presiden pertama Republik Indonesia setiap kali singgah di Kota Solo.

"Setiap kali ke Solo, Presiden Soekarno menginap di Loji Gandrung," ujar Rudy

Lanjut dia, penamaan Rumah Bung Karno sebagai bagian dari memberikan kehormatan dan penghargaan atas jasa-jasa Ir. Soekarno sebagai pendahulu. Sekaligus harapan wali kota untuk tetap menonjolkan sisi historical Kota Solo ditengah modernitas bangunan-bangunan di sekitarnya.

"Ini menjadi bagian penghormatan kepada beliau selaku pendiri, bapak bangsa, proklamator bangsa Indonesia. Tidak ada salahnya masyarakat ikut merasakan sejarah sekaligus mengedukasi masyarakat untuk tidak melupakan sejarah. Jadi warga bisa tahu, seperti apa toh Loji Gandrung tempat tinggal Bung Karno semasa mengisi kemerdekaan Indonesia," beber Wali Kota.

Di samping ruang wisata umum, Wali Kota pun juga memperbolehkan kalangan masyarakat umum jika ingin mengadakan acara dengan memanfaatkan tempat bersejarah tersebut. Namun dengan pesan, hidangan yang disediakan haruslah makanan-makanan dengan cita rasa lokal.

"Kalau mau digunakan untuk rapat atau pertemuan-pertemuan juga boleh, dengan catatan konsumsinya harus makanan khas Solo, semisal jajan pasar atau kuliner tradisional lainnya. Hal itu untuk memaknai perjuangan beliau melawan penjajah agar dapat dipahami dan dimengerti bangsa," ucapnya.

Adapun perubahan mencolok yang kini bisa dilihat di rumah dinas wali kota itu ialah pada bagian pagar besi depan yang membatasi halaman Loji Gandrung dan city walk telah dihilangkan dan memberikan kesan lebih terbuka. Selain itu, ada kolam baru yang mengitari patung Jendral Gatot Subroto di halamannya. Seolah tak puas dengan itu, Wali Kota ingin mendirikan jajaran patung-patung presiden yang pernah memimpin Republik Indonesia. (adr)

(wd)