Hard News

Layanan BPJS Beberapa Rumah Sakit di Surakarta Kembali Aktif

Jateng & DIY

7 Januari 2019 17:58 WIB

Jumpa Pers rekomendasi Kemenkes di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Senin (7/1/2019)

SOLO, solotrust.com - Setelah sempat menyetop layanan program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indoensia Sehat (JKN-KIS) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan 2 Januari lalu. Tiga rumah sakit di Surakarta kini kembali membuka akses layanan jaminan kesehatan itu.

Tiga rumah sakit resmi meneken perpanjangan kerja sama dengan BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, antara lain Rumah Sakit Umum Islam (RSUI) Kustati Solo, RS Amal Sehat Sragen dan RS Amal Sehat Wonogiri. Penandatanganan dilakukan oleh masing-masing direktur utama rumah sakit dan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Agus Purwono di kantor BPJS Cabang Surakarta, Senin (7/1/2019)



Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Agus Purwono mengatakan, sesuai rekomendasi dari Menteri Kesehatan dalam surat bernomor HK.03.01/Menkes/18/2019, maka kerja sama dapat diperpanjang selama proses akreditasi berlangsung. Hal itu dimaksudkan agar kondisi ini tidak semakin membebani masyarakat.

"Setelah penandatangan perjanjian kerja sama ini rumah sakit dapat langsung mengaktifkan layanan BPJS nya, sebenarnya koneksi data yang menghubungkan antara rumah sakit dan BPJS Kesehatan tidak pernah diputus, meski sempat dihentikan lima hari terakhir, peristiwa kemarin hanya sedikit permasalahan teknis saja, karena antrean akreditasi, rumah sakit juga paham aturan akreditasi semua," jelas Agus kepada solotrust.com dalam sesi jumpa pers.

Agus menegaskan bagi pasien rawat inap yang mendaftar menggunakan layanan BPJS sebelum tanggal 1 Januari, tetap dijamin oleh BPJS. Namun, bagi yang mendaftar umum pada 2 Januari tidak dapat dialihkan ke layanan BPJS. Pihaknya berharap masyarakat kembali tenang dan dapat berobat di rumah sakit pilihan dengan memanfaatkan fasilitas jaminan kesehatan yang dimiliki.

"Kemarin kan ada yang pindah rujukan tapi kalau soal pelayanan rumah sakit kan biasanya masyarakat ada faktor sentuhan khusus dokter dan obat-obatannya juga berpengaruh, jadi inginnya ke rumah sakit itu ya itu kadang maunya yang biasa menangani," ucap dia. (adr)

(wd)