Pend & Budaya

Refleksi Jiwa Pramuka di Era Globalisasi

Pend & Budaya

21 Januari 2019 09:55 WIB

Peserta Scout Mass Communication 2019 tengah praktik mengambil gambar dengan kamera.

KARANGANYAR, solotrust.com- Teknologi merupakan buah pemikiran era globalisasi, yang diciptakan agar manusia semakin maju dan berinovasi. Namun pada praktiknya, teknologi masih sering disalahgunakan. Teknologi sering dimanfaatkan untuk menipu, menebar kebencian dan huru-hara, penyebaran konten asusila, serta alat untuk saling menghujat dan menghina. Padahal, jika digunakan dengan bijak teknologi akan memberikan manfaat yang luar biasa bukan?

Jika penyalahgunaan teknologi terus dibiarkan, hal ini tentu akan menjadi “kartu merah” bagi segenap tokoh masyarakat dan penyelenggara negara untuk segera mencari jalan keluar. Masyarakat perlu segera mendapatkan edukasi tentang akibat dari penyalahgunaan teknologi. Jangan jadikan teknologi sebagai “kambing hitam” atas degradasi moral bangsa ini. Namun, masyarakat harus lebih memperhatikan penanaman nilai karakter pada setiap generasi muda agar semakin bijak dalam mengikuti arus globalisasi.



Padahal, degradasi moral tersebut dapat dicegah sejak dini melalui pendidikan berbasis karakter, salah satunya melalui kegiatan pramuka. Pramuka (Praja Muda Karana) adalah sebuah wadah atau organisasi resmi yang bergerak di bidang kepanduan, dan merupakan ekstrakulikuler wajib bagi siswa SD hingga SMA. Pramuka dinilai efektif dalam membentuk moral dan karakter positif pada diri generasi muda.

Kebanyakan orang pasti berpikir bahwa kegiatan pramuka identik dengan teknik tali-temali, teknik berkemah, sambung-menyambung tongkat, dan beradaptasi dengan alam. Namun siapa sangka, dibalik image tersebut para pramuka juga mampu berkarya di bidang teknologi. Salah satunya dengan diselenggarakannya event Scout Mass Communication 2019.

Scout Mass Communication adalah sebuah kompetisi kepramukaan di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Event ini diselenggarakan atas kerjasama Dewan Kerja Cabang (DKC) Karanganyar dan Politeknik Indonusa Surakarta, dengan mengangkat tema “We are Scout and We Think Creatively”. Kompetisi ini diikuti oleh 15 sangga putra dan 12 sangga putri, pramuka penegak dan pandega se-Kabupaten Karanganyar. Kegiatan ini berlangsung mulai hari Sabtu-Minggu (19-20 /1/2019), di Bumi Perkemahan Cakrapahlawasri, Desa Ngernak, Delingan, Karanganyar.

Para peserta tampak sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti acara tersebut. Hal ini disebabkan karena event ini merupakan terobosan baru dalam lomba kepramukaan, khususnya di Kabupaten Karanganyar. Para peserta dituntut untuk bersaing secara sehat, dengan menjunjung rasa persatuan dan persaudaraan. Adapun bidang yang dilombakan, antara lain: desain logo, fotografi, videografi, dan menulis artikel. Narasumber workshop dan tim juri merupakan pakar dalam bidangnya, sehingga penilaian akan benar-benar selektif dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

ketua kegiatan Ferry Dwi Tanta mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ilmu kepada para peserta melalui workshop dan lomba yang diselenggarakan.

“Kegiatan ini tuh anti mainstream dan sangat menyenangkan, beda dari yang lain.” tutur Naura yang merupakan salah satu peserta.

Peserta lainnya Tegar juga berpendapat bahwa kegiatan ini memberikan banyak manfaat, tak hanya mengasah bakat dan minat, namun juga menumbuhkan nilai karakter yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

Kegiatan seperti ini diharapkan akan terus diadakan setiap tahunnya dengan variasi kegiatan yang lebih banyak. Adanya kegiatan seperti ini pula, semoga dapat mencetak generasi muda yang cerdas dan berkompeten dalam bidang teknologi. Untuk itu, marilah kita menjadi pribadi yang lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi, agar mendapatkan pengaruh positif dari adanya era globalisasi. Sekian, Salam Pramuka! (Sangga Putra SMAN 1 Karanganyar)

(wd)