SEMARANG, solotrust.com – Pemprov Jawa Tengah melakukan uji coba penerapan satu dinas membina satu desa miskin di daerah. Langkah tersebut diambil untuk menekan angka kemiskinan di Jateng.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pengentasan kemiskinan masih menjadi prioritas pemerintahannya. Ia menargetkan angka kemiskinan di Jateng mencapai single digit.
Untuk mencapai itu, dirinya menggerakkan seluruh SKPD, baik dinas maupun BUMD agar melakukan binaan pada desa miskin.
“Kita uji coba satu dinas membina satu desa miskin atau desa eksplor. Nanti di desa miskin itu apakah ada peningkatan karena peran serta tim dinas itu, dan akan kita kerjakan tahun ini. Ambil urutan yang paling bawah,” katanya dalam Rapat Koordinasi Inventarisasi Masalah dan Upaya Penanganan Tahun 2019 di Grhadhika Bhakti Praja, Senin (18/2/2019), dilansir laman resmi Pemprov Jateng.
Praktiknya nanti, tim dari SKPD bakal memberi pendampingan pada masyarakat sesuai sektor yang dipilih. Kemudian memberikan metode pengembangan desa, tanpa memberikan kucuran uang.
“Misalnya Bank Jateng akan mengambil sisi perekonomiannya, rumah sakit mungkin dari sisi kesehatannya. Masing-masing dinas atau BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) bisa juga menyeberang ke sektor lain,” ujarnya.
“Dinas tidak akan memberikan uang, tapi memberikan channeling, memberikan metode atau metodologi pengembangan desa. Silakan ambil satu sektor, termasuk BUMD. Ini untuk investasi sense of belonging kita,” sambungnya.
Saat ini terdapat 14 daerah di Jateng yang masuk dalam zona merah kemiskinan dengan jumlah penduduk miskin 3,87 juta jiwa. Sementara pada awal 2018 jumlah penduduk miskin mencapai 3,90 juta jiwa atau 11,32 persen.
Dalam satu tahun terakhir Pemprov Jateng telah berhasil mengentaskan 29,8 ribu orang dari zona merah kemiskinan. Program satu SKPD membina satu desa miskin diharapkan dapat menekan angka kemiskinan hingga tersisa tujuh persen pada 2023 mendatang.
(way)