SOLO, solotrust.com- Putri bungsu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inayah Wulandari Wahid menghadiri malam punvak perayaan Cap Go Meh di Pendaphi Gede Balai Kota Surakarta, Jumat (22/2/2019). Kehadiran keluarga Gus Dur sengaja diundang oleh panitia Imlek untuk memberikan wawasan kebangsaan sebagaimana diketahui Gus Dur adalah tokoh plueralisme bangsa.
Dalam pidato sambutannya, Inayah menuturkan bila Indonesia dikenal memiliki beraneka ragam budaya, suku, golongan. Namun, perbedaan itu disebutnya bukanlah halangan untuk mengembalikan Indonesia ke dalam fitrah sebagai negara merdeka.
“Jika kemerdekaan dikembalikan sesuai fitrahnya, seluruh bangsa Indonesia akan merasakan kebaikan. Keberagaman hendaknya menyatukan bukan menjauhkan,” kata Inayah.
Inayah menyebut salah satu perjuangan sang ayah Gus Dur adalah membentuk toleransi di Indonesia. Gus Dur membuat keputusan etnis Tionghoa dapat merayakan tahun baru Cina sebagai bentuk kepeduliannya bahwa Indonesia tak hanya dimiliki satu golongan. Indonesia adalah milik warga yang menganut Pancasila sebagai ideologi negaranya. Inayah menceritakan sulitnya golongan tersebut merayakan malam pergantian tahun 25 tahun silam.
“25 tahun yang lalu etnis Tionghoa hanya bisa merayakan di dalam rumah. Tidak bisa seperti sekarang ini, yang dirayakan banyak masyarakat, mendiang ayah saya berupaya menelurkan dan memberi kesempatan bagi etnis Tionghoa untuk merayakan tahun barunya dengan segala ritual dan perayaannya,” beber Inayah.
“Mengakui keberadaan, menghargai eksistensi dan memerdekakan manusia bukan saja baik untuk kemanusiaan, namun juga membantu masyarakat Indonesia mencapai kedaulatan yang diimpikan. Perayaan Imlek 2019 kali ini mengingatkan kembali bahwa kita adalah Indonesia,” imbuh dia.
Sementara itu Wali Kota Surkarta, FX Hadi Rudyatmo mengajak masyarakat agar tidak lagi memperdebatkan soal pribumi, non pribumi, masyarakat minoritas atau mayoritas. Namun bicarakan bahwa bangsa ini adalah satu Indonesia.
“Kami (Pemkot Surakarta,-red) terus mendorong warga untuk saling menjaga kondusifitas di Kota Solo yang beragam ini. ini harus dijaga betul. Sehingga impian menyatukan persatuan di Indonesia dapat dimulai dari kota kecil bernama Solo ini,” ujar Wali Kota
Sebelumnya, Ketua Panitia Imlek 2019, Sumartono Hadinoto menjelaskan Perayaan Cap Go Meh 2019 kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain adanya pidato kebangsaan dengan menghadirkan keluarga Gus Dur karena berbarengan dengan Haul Gus Dur ke-9 di Solo. Solo Imlek Festival Cap Go Meh juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan dan kesenian yang dimiliki masyarakat. Ada pula stand makanan dengan kekhasan Tionghoa digelar di sana.
"Biasanya acara Cap Go Meh itu doa bersama kemudian tampilan hiburan Imlek, istilahnya wujud bersyukur," katanya
Adapun tema pada perayaan Imlek tahun 2019 mengusung tema 'persatuan dalam keberagaman'. Jadi diharapkan dialog kebangsaan dapat memberikan wawasan bagi warga Indonesia agar mencintai kebhinekaan. Dan perayaan Imlek tidak hanya dinikmati komunitas Tionghoa semata namun juga untuk masyarakat luas.
"Kita semua 100 persen Indonesia. Apapun suku bangsanya, apapun agamanya. Setiap orang kalau mau berkontribusi untuk Indonesia, saya yakin ke depan Indonesia akan luar biasa, jadi kami ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat menunjukkan sebuah acara budaya yang mencerminkan kebhinekaan di Kota Solo," papar dia. (adr)
(wd)