Serba serbi

Cina Ingin Jadi "Strong Film Power" Seperti Amerika Serikat pada 2035

Musik & Film

6 Maret 2019 19:05 WIB

Salah satu bioskop di Cina (Foto: Chinanews.com via gbtimes)

SOLO, solotrust.com - Dalam rangka mendorong soft diplomacy Cina, pemerintah negara tersebut telah mendesak para pembuat film untuk mengubah Cina menjadi "Strong Film Power" atau kekuatan film yang kuat seperti Amerika Serikat (AS) pada tahun 2035, serta menyerukan produksi 100 film per tahun yang masing-masing menghasilkan lebih dari $15 juta (sekitar Rp221,9 miliar), seperti dilansir dari Variety, Minggu (3/3/2019).

Target ini ditetapkan oleh Wang Xiaohui, wakil direktur eksekutif Departemen Propaganda Pusat dan direktur Biro Film Nasional Rabu lalu.



Pejabat pemerintah, cendekiawan film, perwakilan dari perusahaan film besar dan asosiasi industri berkumpul di Beijing pada hari tersebut untuk sebuah simposium yang membahas tentang pengembangan masa depan industri film Cina.

Tokoh perfilman yang menghadiri simposium tersebut seperti Chen Kaige, Zhang Yimou, Ning Hao, Guan Hu, dan Huang Jianxin, serta aktor Zhang Ziyi, Wu Jing, dan Chen Daoming.

Wang mengatakan bahwa kekhawatiran yang paling besar adalah bahwa "pengaruh internasional dari film Cina masih memiliki jalan yang panjang". Tahun lalu, film-film AS mendapatkan sekitar $2,8 miliar (sekitar Rp35,3 triliun) di pasar Cina, tetapi film-film Cina di pasar AS hanya mendapatkan beberapa puluh juta.

Wang juga mengatakan bahwa dengan box office lokal yang besar, Cina telah menjadi "big film power" atau "kekuatan film besar," tetapi itu perlu beralih menjadi "strong film power" atau "kekuatan film yang kuat" seperti AS pada tahun 2035.

"Cina telah mengambil tempatnya di tengah panggung dunia, dan film-film Cina harus memiliki tempat yang layak di dunia. Tetapi tingkat perkembangan industri film Cina saat ini tidak sepadan dengan status nasional Cina. Tingkat perkembangan film suatu negara mencerminkan kekuatan nasional totalnya," kata Wang sebagaimana dikutip Variety dari People's Daily.

Wang mengatakan bahwa masalah terbesar yang dihadapi industri film Cina adalah masalah kualitas. "Secara keseluruhan, kemampuan kami untuk bercerita jauh di belakang Hollywood dan Bollywood," kata Wang.

Lanjutnya, 100 film dalam setahun yang masing-masing menghasilkan lebih dari $15 juta harusnya "tentang topik yang realistis" dan harus "sama-sama menghasilkan dampak sosial dan keuntungan finansial". Mereka harusnya mengambil tema tentang "mimpi Cina tentang peremajaan besar bangsa Cina" dan memiliki "plot patriotik".

Wang menambahkan bahwa pembuat film harus memiliki garis dasar ideologis yang jelas dan memupuk seniman film baru adalah hal yang sangat mendesak dan penting, karena kurangnya bakat sejauh ini merupakan kemunduran besar.

Pada tahun 2018, 300 dari 400 film yang ditayangkan hanya menghasilkan kurang dari 1 juta Yuan (sekitar Rp2 miliar), sementara ratusan lainnya bahkan tidak pernah sampai di bioskop, menunjukkan sumber daya yang terbuang. (Lin)

(way)