SOLO, solotrust.com - Beredar kabar mengenai seorang ibu bernama Niswatin Naimah (44), warga Duluh Babadan RT 08 RW 02, Desa Bentak, Sidoharjo, Sragen. Ia menderita kanker payudara dan dikabarkan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal. Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Surakarta, Bimantoro angkat bicara.
Bimo memastikan, bila berdasarkan data yang ada, Ibu Nis telah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
"Kami sudah cek data namanya Niswatin bukan Ibu Lis atau Liswati dan saya sudah koordinasi langsung dengan yang bersangkutan maupun pihak rumah sakit. Bahwasannya Ibu Nis ternyata mendapatkan haknya sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS)," ungkap Bimo saat ditemui solotrust.com di ruang kerjanya, Selasa (19/03/2019).
Niswatin terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sejak tahun 2015. Pada bulan Maret 2018, berdasarkan pemeriksaan, Nis menerima diagnosa oleh dokter menderita penyakit kanker payudara grade 2 non metastasis.
Sejak itu, Nis pun menjalani pengobatan kemoterapi rutin. Kemoterapi gelombang pertama ia jalani sebanyak tujuh kali hingga Oktober 2018.
"Sesuai indikasi medis dan restriksi Formularium Nasional, pasien belum dapat diresepkan obat Herceptin karena obat ini untuk penderita kanker payudara metastasis dengan pemeriksaan HER2 positif. Sementara Niswatin masih belum ke arah itu," jelas Bimo.
Berdasarkan konfirmasi dengan pihak RS dr. Soehadi Pridjonegoro Sragen, saat ini pasien tersebut sudah selesai menjalani pemeriksaan kemoterapi, namun masih tetap menjalani pengobatan rutin dan dalam pemantauan dokter.
"Kami sudah bertemu dengan pasien dan persoalan ini sudah diselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada pihak yang memberikan masukan untuk penyelenggaraan Program JKN KIS yang lebih baik," pungkas pria yang baru menjabat sebagai Kepala BPJS Cabang Surakarta itu.
Kabar itu mencuat tatkala Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, dalam debat ketiga Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 di Jakarta, Minggu (17/03/2019) meyebut bahwa pengelolaan BPJS Kesehatan masih belum maksimal dan peserta yang tidak dijamin pengobatannya. Seperti yang ia temui saat berada di Pasar Bunder, Sragen akhir tahun lalu, ibu Lis salah satu pasien pengidap kanker payudara.
"Saya teringat kisah Ibu Lis di Sragen, yang pengobatannya harus distop karena BPJS tak bisa mengkavernya," kata Sandiaga. (adr)
(wd)