Ekonomi & Bisnis

Produk Furnitur Indonesia Mulai Banyak Diminati di Norwegia

Ekonomi & Bisnis

3 April 2019 03:00 WIB

Pertemuan Dubes Todung Mulya Lubis dengan pemilik perusahaan EPOK Interior AS, Ms. Nina Herbre Eldh terkait produk furnitur Indonesia (Sumber: KBRI Oslo)

SOLO, solotrust.com - Produk furnitur Indonesia mulai banyak diminati dan cukup laris di Norwegia, seperti kursi, meja, tempat tidur, lemari, perabot berbahan kayu atau marmer, pigura cermin, hiasan dinding, tempat lilin berbahan kuningan, serta lampu hias.

Hal tersebut dibahas dalam pertemuan bisnis antara Dubes Todung Mulya Lubis dengan pemilik perusahaan EPOK Interior AS Nina Herbre Eldh, Kamis (28/03/2019), sebagaimana dikabarkan Kementerian Luar Negeri RI via lamannya, Senin (1/4/2019).



EPOK selama ini telah mengimpor dan memasarkan produk-produk furnitur dari Indonesia di Norwegia dan negara-negara Skandinavia.

Saat ini, EPOK banyak mendatangkan produk-produk furnitur dari wilayah Jawa Tengah, khususnya Kota Jepara.

Perusahaan tersebut juga telah berinvestasi di Indonesia, dengan membuka kantor perwakilan dan pabrik sederhana, serta gudang penyimpanan produk-produknya sebelum dikirim ke Norwegia.

Berdasarkan pengalaman EPOK selama ini, umumnya warga Norwegia dan Skandinavia sangat menyukai produk furnitur kayu dengan kualitas terbaik (premium) yang tahan terhadap perubahan suhu/cuaca dan tidak lekang dimakan waktu (awet).

Mereka juga lebih menyukai model atau ukiran yang tidak terlalu rumit atau kompleks (minimalis), dengan warna seperti abu-abu/putih untuk furnitur, dan warna emas/perak/tembaga untuk hiasan dinding/perabot/lampu hias.

Terkait dengan kendala, ada beberapa hal yang dihadapi, antara lain terkait kualitas produk yang kadangkala tidak sesuai harapan semula.

Misalnya pada saat pengecekan sebelum dikirim memiliki kondisi yang sangat baik, namun setibanya di Norwegia produk mengalami perubahan atau penurunan kualitas (retak/pudar/dan lain-lain), sehingga cukup sulit untuk dipasarkan, mengingat warga Norwegia umumnya sangat selektif dalam memilih produk yang akan dibeli.

Kendala lainnya adalah tidak tersedianya produk yang akan dipesan, antara lain karena model dan spesifikasi produk yang dipesan tidak dapat dipenuhi (dibuat) oleh perajin, atau waktu pengerjaan/penyiapan dan pengiriman produk yang seringkali memerlukan waktu cukup lama, mulai dari pemesanan sampai produk diterima oleh pembeli.

Mencermati perkembangan pasar produk furnitur saat ini, EPOK sangat meyakini dan optimistis terhadap produk furnitur Indonesia yang kini telah memperoleh market-positioning tersendiri bagi warga Norwegia dan akan terus meningkat di masa depan.

Pertemuan tersebut berhasil menggali potensi dan mengidentifikasi upaya-upaya yang perlu terus dilakukan, sekaligus menggaet peran serta aktif importir Norwegia guna mendukung upaya-upaya peningkatan ekspor produk furnitur Indonesia di Norwegia dan Skandinavia. (Lin)

(way)