BOYOLALI, solotrust.com- Tingginya tingkat kerawanan narkoba di Solo menjadi penyebab sebagai salah satu pintu masuknya narkoba. Dari Solo itu peredaranya hingga ke wilayah sekitarnya. Titik yang menjadi kerawanan tinggi menjadi pintu masuk narkoba diantaranya adalah bandara.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Badan Nasional Narkotika Kota (BNNK) Surakarta, Edison Panjaitan, saat kunjungan di Garda Mencegah dan Mengobati (GMDM) Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Dewan Pengurus Jawa Tengah di Boyolali, beberapa hari yang lalu.
Menurutnya, Kota Solo menjadi wilayah terbanyak nomor dua se-Jawa Tengah terkait peredaran narkoba. Hal ini disinyalir, Kota Solo juga menjadi wilayah penopang peredaran narkoba untuk wilayah di sekitarnya.
“Dari Polda Jateng mengatakan bahwa Kota Solo adalah wilayah peringkat kedua se-Jateng untuk ungkap kasus narkoba di kepolisian. Untuk peringkat pertama Kota Semarang,” kata dia.
Menurutnya pencegahan peredaran narkoba tak bisa hanya mengandalkan penangkapan saja. Harus ada upaya preventif, misal melalui sosialisasi dan memperbanyak jaringan relawan anti narkoba, diantaranya di institusi pendidikan, seperti di universitas serta di kelompok masyarakat, diantaranya di kelurahan. Saat ini, program tersebut sudah mulai berjalan.
"Hal ini mengupayakan untuk rehabilitas kepada korban atau penyalahguna narkoba yang tak bisa dimeja hijaukan, misal karena tak ada barang bukti.
“Bila ada penyalahguna narkoba yang tak bisa sidang pengadilan, tapi positif narkoba, kita arahkan untuk rehabilitasi,” jelasnya.
Pada 2018 lalu, kata dia, terdapat sembilan tangkapan dengan barang bukti sebanyak 4 kg narkoba jenis sabu-sabu yang bandarnya merupakan orang-orang Solo. Sementara sejak awal tahun ini, sudah ada dua tangkapan dengan barang bukti sebanyak 2,4 kg narkoba. Meski dua tangkapan tersebut dilakukan di luar wilayah Solo, yakni di jalur tol di Brebes serta satu tangkapan lain di perempatan Kartosuro, Sukoharjo, nammun dua kasus tersbeut berkaitan dengan jaringan peredaran narkoba di Solo.
“Tak bisa mengatakan Solo sebagai pusat jaringan, tapi Kota Solo menjadi penopang jaringan di wilayah sekitarnya, sebab barang datang melalui Solo,” pungkasnya. (Jaka)
(wd)