Hard News

Kapolda Jateng Sebut Tersangka Bom Kartasura Dibaiat ISIS

Jateng & DIY

06 Juni 2019 09:42 WIB

Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel.

SOLO, solotrust.com – Kepolisian berhasil mengungkap jejak Rofik Asharudin (22) tersangka bom bunuh diri di Pos Pengamanan Lebaran Kartasura, Sukoharjo. Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel memastikan RA terpapar radikalisme dari pimpinan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi melalui baiat media sosial. Saat ini RA yang kondisinya sudah membaik ditahan sebagai tersangka.

Baca juga: Kapolda: Serangan Bom Kartasura Ditujukan Kepada Polisi



”Hasil investigasi terhadap kasus yang terjadi di depan pos pengaturan lalu lintas kartasura sudah terungkap. korban yang tergeletak adalah pelaku atas nama RA, kedua, pelaku tunggal tidak memiliki jaringan, RA berbaiat melalui media sosial kepada Abu Bakar Al Baghdadi pimpinan ISIS,” ungkap Kapolda kepada wartawan usai giat pengamanan kunjungan Presiden Joko Widodo dalam pembagian paket sembako di Graha Saba Buana, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Rabu (5/6/2019)

Melalui penelusuran investigasi Polisi pada media sosial tersangka itulah dapat diruntut bahwa RA menerima doktrin paparan radikalisme sejak akhir tahun 2018 lalu. Dalam media sosial itu RA diajarkan cara merakit bom dan amaliyah yang harus dilakukan RA.

”Perkenalannya dengan menggunakan media sosial, pelaku menerima doktrin, pencerahan-pencerahan pada akhir 2018 lalu. Setelah itu, mulai diajarkan ayat-ayat tentang kekerasan, bagaimana cara membuat petasan, merakit bom dalam skala kecil low eksplosif, dan amaliyah yang harus dilakukan sehingga dia mengerjakan seperti itu (bom bunuh diri -red),” bebernya.

Baca juga: Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri Kartasura Dipindahkan ke RS Bhayangkara Semarang

Di samping itu, Kapolda juga memastikan bahwa tersangka warga Kranggan Kulon RT 01 RW 02, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo merupakan lone wolf.

”Pelaku merupakan lone wolf, pemain tunggal tidak berjaringan,” ujarnya.

Kapolda menambahkan, kasus tersebut serupa dengan kasus bom bunuh diri sekeluarga di Surabaya Jawa Timur, pada tahun lalu.

”Ini bukan fenomena pertama, dulu pernah di Surabaya, Jawa timur, bapaknya yang berhubungan menggunakan medsos mengajak anak istri, kemudian diajak bom bunuh diri,” beber dia. (adr)

(wd)