SOLO, solotrust.com – Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menjadi tuan rumah acara Pembekalan Kepulangan Mahasiswa Program Beasiswa Darmasiswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun akademik 2018/2019. Pertimbangannya, Kota Surakarta merupakan Kota yang dapat mewakili untuk perhelatan Budaya Indonesia.
Baca juga: Wali Kota Bersama Direktur Kesenian Hadiri Bedah Buku Maestro Tari S. Ngaliman Tjondropangrawit
Kegiatan Pembekalan Kepulangan Mahasiswa Program Beasiswa Darmasiswa kali ini berlangsung mulai Senin hingga Rabu (17-19/6/2019). Adapun pagelaran seni yang dipertunjukkan dibagi di empat tempat berbeda yakni di Balaikota Surakarta (17 Juni), Pura Mangkunegaran Surakarta (18 Juni), Pendopo ISI Surakarta dan Teater Besar ISI Surakarta (18 Juni).
Pada acara Pembekalan Kepulangan bagi peserta Darmasiswa RI ini, para peserta menampilkan pertunjukan dan juga hasil karya seni yang telah mereka pelajari selama 1 tahun di Indonesia. Acara ini merupakan presentasi capaian pembelajaran Mahasiswa Program Beasiswa Darmasiswa T.A. 2018/2019 kepada Pemerintah Indonesia yang telah memberikan kesempatan pada mereka untuk belajar di Indonesia.
Sebanyak 443 peserta program beasiswa Darmasiswa RI akan hadir di Surakarta dan beberapa dari mereka akan menampilkan Karya Seni, mulai dari seni Karawitan, seni Pedalangan, seni Tari, menyanyi lagu Daerah Indonesia, hingga memamerkan hasil karya seni mereka di ISI Surakarta. Mahasiswa Darmasiswa yang akan menampilkan pertunjukan seni Indonesia meliputi berbagai asal daerah di Indonesia meliputi, Aceh, Batam, Sumatera Selatan, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Malang, dan Bali.
Ketua Panitia Darmasiswa, Wasbiantoro menjelaskan, Darmasiswa RI (DRI) adalah program pemberian beasiswa non-gelar selama satu tahun oleh Pemerintah RI melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada mahasiswa asing dari negara-negara sahabat untuk belajar bahasa Indonesia, seni dan budaya pada perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.
”Program ini juga telah menjadi timbal-balik pemberian beasiswa antara Indonesia dengan negara mitra, dan telah menjadi program soft diplomacy or people to people contact, dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Para peserta telah melalui berbagai tahapan seleksi untuk mengikuti program ini,” papar Wasbiantoro dalam jumpa pers di Lorin Hotel, Colomadu, Karanganyar, Kamis (13/6/2019)
”Tahun ini kita kejatah 14 penampil Darmasiswa dari 9 negara Hungary, Saint Kitts and Nevis, Meksiko, Spanyol, Jepang, Slovakia, Timur Leste, Grenada dan Singapura. Mereka berkolaborasi dengan ISI dan gabungan perguruan tinggi Yogyakarta akan menampilkan pertunjukan tari yang diiringi karawitan, juga pertunjukan pedalangan oleh Zsusza Lehocs asal Hungaria, dan Misaki Kishi asal Jepang,” imbuh dia.
Ia membeberkan, program tersebut dimulai sejak tahun 1974, Pada awalnya program ini hanya mengundang peserta dari Kawasan ASEAN dengan peserta yang hanya sekitar puluhan orang. Hingga kini program ini telah diikuti sebanyak 7.852 peserta yang berasal dari 121 negara sahabat.
Dengan pertimbangan bahwa program ini sangat strategis sebagai sarana diplomasi budaya, jumlah dan cakupan negara yang diundang terus ditingkatkan. Pada tahun akademik 2018/2019, program ini diikuti oleh 679 peserta yang berasal dari 82 negara yang mengikuti pendidikan di 70 perguruan tinggi di Indonesia.
”Diharapkan kedepannya program ini dapat terus berlanjut dan berperan lebih besar dalam mendukung upaya Indonesia untuk meningkatkan pengembangan Bahasa Indonesia dan Diplomasi Budaya Indonesia di luar negeri,” harap dia.
Sementara itu, Zsusza Lehocs sebagai salah satu peserta Darmasiswa asal Hungaria mengaku sangat mencintai seni dan budaya Indonesia, bahkan selama 10 bulan di Indonesia terbilang cukup fasih berbahasa Indonesia hingga nembang Jawa. Dalam program ini, Zsusza menekuni studi pedalangan dan tari.
”Kalau kita mau menari, harus tau main wayang, mau main wayang harus bisa main musik karawitan, di sini saya belajar sangat banyak, waktunya 10 bulan terlalu pendek, teman di ISI sangat membantu saya dalam belajar bahasa dan budaya di Indonesia,” kata Zsusza
Pada kesempatan itu hadir pula alumni Darmasiswa tahun 2014/2015 asal Meksiko, Leon Diverto, setelah mengikuti Darmasiswa RI kala itu, Leon mencintai budaya Indonesia, Leon belajar bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Saat mengikuti Darmasiswa, Leon menekuni studi karawitan. Bagi dia, satu tahun kurang untuk mendalami sehingga ia memutuskan untuk menempuh studi menjadi mahasiswa reguler strata 1 di Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta
”Saya angkatan 2014/2015 karawitan, saya selama di sini juga mendalami bahasa Indonesia dan Jawa. Lalu, saya memutuskan untuk meneruskan studi di ISI Surakarta, tidak hanya teknik bermain gamelan, saya juga ingin mendalami teorinya,” tutup dia. (adr).
(wd)