SOLO, solotrust.com – Forum Satuan Pengawasan Internal Perguruan Tinggi Negeri (SPI PTN) se-Indonesia menyelenggarakan Workshop Program Kerja Audit Berbasis Risiko yang berpusat di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Sebanyak 110 anggota Forum SPI dari 60 PTN se-Indonesia hadir dalam workshop yang diselenggarakan selama tiga hari mulai Rabu hingga Jumat (26-28/6/2019).
Ketua SPI PTN, Dr. Witarsa mengatakan, penyelenggaraan workshop ini bertujuan untuk merealisasikan pengawasan internal agar hasil audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) agar opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) terhadap Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti dapat dipertahankan.
Baca juga:
Wow...Peminat SBMPTN UNS Tertinggi Kedua di Indonesia
“Pengawasan internal di PTN penting karena risiko dalam pengelolaan PTN semakin besar. Peranan SPI PTN akan menentukan kelancaran audit BPK sehingga predikat WTP dari BPK untuk Kemenristekdikti akan dapat terus dipertahankan,” ujar Witarsa di sela-sela acara Pembukaan Forum SPI PTN se-Indonesia di Gedung G.P.H Haryo Mataram UNS, Kentingan, Jebres, Solo, Kamis (27/6/2019) pagi ini.
Lebih lanjut, ia menyampaikan workshop SPI PTN tersebut sangat dibutuhkan untuk kesepahaman program kerja dalam penyusunan rencana pengawasan tahunan yang didasarkan atas prinsip keserasian, keterpaduan, dan menghindari tumpang tindih dan pemeriksaan yang berulang-ulang.
”Selain itu, program kerja SPI PTN dapat efisien dan efektif dalam penggunaan sumber daya, sesuai rencana strategis yang berisi visi, misi, tujuan, strategi, program, dan kegiatan SPI selama lima tahun,” ujar dia.
Sementara itu, Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, dalam sambutannya menjelaskan, SPI merupakan pengawal kebijakan rektor di kampus. SPI PTN disebutnya sebagai orang kepercayaan yang mengawal kebijakan Rektor, sehingga SPI harus menjaga integritas dan profesional dalam menjalankan tugas.
"SPI harus terus belajar sambil bekerja, jangan sampai dibilang sebagai pengawas tapi belum tahu tugasnya," ucap Prof. Jamal. (adr)
(wd)