SOLO, solotrust.com – Dilantik langsung oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Eko Yunianto kini resmi menjabat sebagai Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kota Surakarta menggantikan pimpinan sebelumnya Laksono Dwionggo yang diwakili oleh Pelaksana Harian Triyoga Laksito.
Pengambilan sumpah dan penandatanganan berita acara serah terima jabatan dilaksanakan di Rumah Dinas Wali Kota Loji Gandrung, Selasa (13/8/2019) dengan turut disaksikan langsung oleh Wali Kota FX. Hadi Rudyatmo, Ketua DPRD Kota Surakarta Teguh Prakosa dan sejumlah pemangku kepentingan terkait lainnya.
Wimboh mengatakan, OJK di daerah harus bisa menggalang sinergi, sebab dari sektor keuangan OJK tidak bisa berdiri sendiri, harus menggandeng pemerintah daerah, pengusaha dan stakeholder terkait serta mengedukasi masyarakat yang awam dengan produk keuangan. OJK diminta mengembangkan proyek-proyek dan inovasi baru untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi negara dan masyarakat.
“Jangan sampai kredit perbankan itu tumbuhnya tidak nendang, bukan untuk konsumsi, tapi yang penting bagaimana ada pengembangan potensi daerah untuk bisa menyerap tenaga kerja, proyek yang orientasi ekspor, mendatangkan investor yang sudah banyak yang ngantri sebenarnya tapi tidak mengerti harus bicara dengan siapa, mendatangkan turis mancanegara, menarik dari sektor wisata dan sebagainya, identifikasi Solo dan Jawa Tengah mengangkat tourism nanti arahnya ke pengrajin dan industri kuliner, tekstil dan sebagainya,” kata Wimboh kepada solotrustcom usai pelantikan.
OJK mempunyai tantangan yang lebih banyak kedepan. Pasalnya, OJK telah diberi mandat agar tidak hanya mengawasi dan melindungi sektor ekonomi tetapi memberikan peran dan manfaat untuk pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran serta kesejahteraan masyarakat, selaras dengan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah yang harus dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Pembangunan jalan tol dan infrastruktur lainnya yang terus dibangun harus berimplikasi positif kepada pembangunan ekonomi dan masyarakat, orang Surabaya orang Semarang kuliner ke Solo, namun harus diantisipasi, pengembangan ekonomi di daerah, membangun outlet-outlet khusus yang menyediakan handicraft, kuliner mall outlet tempat main, sehingga tidak crowded, karena ujung-ujungnya pembangunan ekonomi, diharapkan OJK Solo berperan di sana, sudah kita identifikasi, apa yang harus kita lakukan bisa dibicarakan dengan duduk bersama,” bebernya.
Pertumbuhan ekonomi di Kota Solo, dikatakan Wimboh, luar biasa karena secara nasional 5,17 persen sedangkan Surakarta mencapai 5,75 perse. Begitupulasisi inflasi nasional 3,32 persen, Kota Surakarta berada dibawahnya, yakni 2,65 persen. Sementara untuk, Kredit perbankan di Solo tumbuh 8,8 persen, sedangkan nasional lebih tinggi.
“Kemiskinan dan pengangguran di Solo lebih bagus dari nasional juga. Buat pejabat baru, pak Eko Yunianto, ini adalah tantangan yang besar. Kami ingin OJK di Surakarta ini lebih besar lagi perannya melakukan sinergi untuk meningkatkan angka-angka pembangunan. Dan kita yakin bisa, karena nasional mempunyai program pengembangan pariwisata di Jawa Tengah. Terutama Solo, Jogja ini adalah magnet wisata Jawa Tengah," jelasnya.
Sementara itu Eko Yunianto berkomitmen untuk sesegera mungkin meningkatkan sinergi dan koordinasi dengan pemerintah daerah stakeholder untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Solo Raya. Dalam waktu dekat, pihaknya akan memetakan dan mempelajari prioritas pekerjaan di wilayah Solo Raya.
"Kami akan memilah-milah, memetakan dan mempelajari dulu, setelah kita ketahui mana yang menjadi prioritas akan kita kerjakan. Tujuannya agar sektor ekonomi bisa semakin tumbuh lebih cepat, kita tingkatkan kerjasama untuk merealisasikannya," ujarnya. (adr)
(wd)