WONOGIRI, solotrust.com - Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Wonogiri telah merusakkan beberapa infrastruktur yang berakibat menghambat kepentingan masyarakat. Saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mulai melakukan pendataan terkait kerusakan akibat banjir dan tanah longsor tersebut.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo Saat memimpin rapat evaluasi tanggap bencana yang digelar di Ruang Kahyangan, Setda Kabupaten Wonogiri, Senin (4/12/2017) mengatakan, ketersediaan data dibutuhkan sebagai bagian dari perencanaan rekonstruksi sarana infrastruktur yang rusak.
“Bencana alam karena fenomena badai Cempaka ini menimbulkan dampak korban jiwa, kerusakan infrastruktur jalan, jembatan, rumah penduduk, sarana pendidikan, kesehatan hingga bangunan Museum Karst di Pracimantoro.” Tutur Bupati dilansir dari web resmi Pemkab Wonogiri.
Data sementara yang berhasil dihimpun ada 13 jembatan rusak, kerusakan infrastruktur jalan terutama ke Desa Purwoharjo, Kecamatan Karang Tengah, 26 rumah roboh, 460 rumah rusak dan 217 rumah terendam. Dari sektor pertanian jumlah luasan area tanaman padi yang terdampak kurang lebih 527 ha, lahan jagung 184 ha, kacang tanah seluas 21 ha, melon berkisar 2 ha dan tanaman ubi kayu dengan luasan 31 ha.
“Syarat utama adalah ketersediaan data yang benar-benar valid, terintegrasi, terkoneksi, sehingga bisa dipertanggungjawabkan,” tegas Joko Sutopo.
Bupati meminta seluruh SKPD terkait agar segera melengkapi data yang dibutuhkan secara detail termasuk potensi kerugian yang bisa dihitung, tidak hanya data yang menunjukan jumlah dan lokasi akan tetapi menampilkan juga gambaran visual.
Bupati Joko Sutopo juga menegaskan bahwa masa tanggap darurat diperpanjang hingga satu bulan. Hal ini dilakukan agar proses pencairan anggaran dan penanganan dampak bencana dapat dilakukan secara menyeluruh.
“Melihat kondisi yang ada, masa tanggap darurat diperpanjang menjadi satu bulan agar dalam proses pencairan anggaran penanganan pasca bencana lebih fleksibel.” Pungkas Bupati.
(wid)
(redaksi)