SRAGEN, solotrust.com- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sragen masih merawat tujuh siswa yang menjadi korban robohnya grand hall atau aula SMK Negeri 1 Miri Sragen pada Rabu (20/11/2019).
Baca: Kadisdik Sragen Bersyukur Ambruknya Aula SMKN 1 Miri Tak Memakan Korban Jiwa
SMKN 1 Miri, Sragen mencatat ada 22 siswa terluka akibat tertimpa atap bangunan grand hall atau aula terbuka yang ambruk di Desa Jeruk, Kecamatan Miri, Sragen. 7 dari 22 korban masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Soehadi Priyonegoro Sragen dengan kondisi yang berbeda beda.
Untuk memastikan para korban ditangani dengan baik dan cepat , anggota DPRD Sragen yang dipimpin oleh Ketua Komisi 4 Sugiyamto mendatangi RSUD. Mereka diantar langsung oleh Kabid Pelayanan RSUD Sragen dokter Sri Herawati dan mendapat penjelasan deteil tentang penanganan korban.
“Soal penanganan kalau anak-anak yang korban ini masuk kemarin hari ini dioperasi, saya kira itu sudah bagus karena penanganannya cepat. Tapi di sisi lain kami meminta adik-adik itu kalau ada di kelas satu dipindah di kelas satulah, jangan ada di kelas tiga.” Ujar Sugiyamto.
Tujuh siswa yang menjadi korban ini berada di kamar yang berbeda beda dan tiga diantaranya sedang melakukan operasi. Rata-rata mereka mengalami patah tulang dan masih pusing akibat benturan di kepala.
Mereka yang dirawat di RSUD diantaranya adalah Ahmad Fauzi, Bagas Diva, Aziz Muhsin, Dimas Taufiq, dan Muhammad Ammar. Sementara siswa yang lainnya dirawat di beberapa rumah sakit, seperti di RS Yakksi Gemolong - RS Assalam Gemolong serta Rumah Sakit spesialis patah tulang Karima Utama yang berada di Karasura. (saf)
(wd)