Ekonomi & Bisnis

Solo Grand Mall Optimis Sambut 2018

Ekonomi & Bisnis

8 Desember 2017 23:34 WIB

SGM. (Arum)

SOLO, solotrust.com - Solo Raya makin diramaikan dengan pusat perbelanjaan baru yang memicu persaingan ketat. Sebagai pusat perbelanjaan atau mall pertama di area eks-Karesidenan Surakarta, Solo Grand Mall (SGM) tetap optimis menyambut tahun 2018. General Manager SGM, Bambang Sunarno mengatakan bahwa pada sepuluh tahun pertama sejak berdiri 2004 lalu, SGM belum ada pesaing tapi 10 tahun ke depan nanti diperkirakan banyak kendala dengan adanya mall lain.
 
"Tapi kita sudah cukup terpisahkan bahwa mall SGM ini punya pangsa pasar tersendiri yaitu menengah ke bawah, bukan mengejar menengah ke atas. Dan masyarakat Solo paling banyak menengah ke bawah jadi kita tidak perlu takut," paparnya kepada solotrust.com.
 
Optimisme tersebut bukan tanpa alasan, sebab selama 13 tahun ini loyalitas dan kepuasan pengunjung terhadap SGM dinilai cukup bagus. Salah satu indikasinya adalah traffic pengunjung foodcourt yang selalu penuh. Selain itu, pihaknya sudah menyiapkan strategi khusus untuk mengantisipasi persaingan bisnis retail di tahun depan. 
 
"Kita harus berani melakukan perubahan dari sisi manajemen dan cara pengaturan tenant. Harus lebih variatif dan selektif sesuai kebutuhan masyarakat Solo. Tanpa inovasi dan kreativitas, berat untuk melangkah ke depan. Inovasi tanpa dukungan tenant akan sulit untuk berkembang. Bila tenant monoton kita terlindas oleh perkembangan," terangnya.
 
Tak hanya itu, dari segi event ia memprogram tiada hari tanpa event. Tidak hanya hura-hura tapi juga kegiatan edukasi untuk TK sampai perguruan tinggi. Strategi lain dengan memanfaatkan perkembangan teknologi seperti layanan pesan antar makanan atau moda transportasi berbasis aplikasi online. 
 
Adapun tingkat keterisian tenant sudah mencapai sekitar 97 persen. Adanya kekosongan tenant tiap bulan beda-beda, antara 4-5 persen sebab ada yang selesai masa kontraknya untuk dipasarkan lagi. Namun pihaknya optimis, keterisian 100 persen bisa tercapai. 
 
Meski demikian, berbagai faktor lain menyebabkan banyak retail di wilayah Indonesia lain menurun. Online Shop hanya salah satu faktor sebab ekonomi dunia, batasan ekspor impor juga berpengaruh. Pihaknya mengakui, SGM juga terkena dampak hanya sekitar 5-7,5 persen namun kondisi tersebut tidak bisa diremehkan.
 
"Kita harus inovatif dan kreatif untuk melangsungkan mal. Harapannya masyarakat Solo yang loyal terhadap SGM pasti akan kembali Karena selalu menampilkan aktivitas kreatif dan inovatif. Mudah-mudahan 2018 kondisi naik," pungkasnya. (Arum-A)

(redaksi)

Berita Terkait

Berita Lainnya