Pend & Budaya

Hebat, Mahasiswa PTIK UNS Ciptakan Alat Canggih untuk Tunanetra

Pend & Budaya

13 Desember 2019 16:05 WIB

Mahasiswa Prodi PTIK UNS yang menghadirkan inovasi SO-LI Sense

SOLO, solotrust.com – Memiliki misi membantu mobilitas penyandang tunanetra dalam beraktivitas, mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Pendidian Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Universitas Sebelas Maret (UNS) berhasil membuat SO-LI Sense: 3D Mapping and Artificial Intelligence Combination Based Assistive Technology for Blind People

Andreas Wegiq bersama keempat kawannya, Ragil Setiawan, Adimas Agustinus, Muhammad Afriyansyah, dan Calvin Gibran menciptakan produk inovasi yang dapat melakukan pemetaan lingkungan dengan 3D Mapping untuk mengetahui secara menyeluruh objek di sekitar tunanetra dan memberikan rasa aman ketika berjalan.



“Biasanya saudara tunanetra masih menggunakan alat asistif berupa white cane (tongkat orang buta) dan anjing pemandu untuk meningkatkan mobilitas. Kami rasa kedua alat tersebut tidak cukup untuk meningkatkan mobilitas tunanetra secara signifikan sehingga diperlukan terobosan teknologi asistif baru. Kami buat SO-LI Sense ini” ujar Andreas kepada, Jumat (13/12/2019).

Andre menjelaskan, produk ini terdiri atas tiga bagian, yaitu SO-LI Helmet, SO-LI Bag dan SO-LI Bracelet.

SO-LI Helmet merupakan pemandu tunanetra untuk menghindari penghalang yang dilengkapi dengan komponen headphone sebagai speaker untuk menyampaikan informasi objek oleh asisten digital. Bagian ini juga dilengkapi dengan depth sensor dan 360 derajat lidar sensor,” paparnya.

Kemudian, SO-LI Bag fungsinya mengolah data, di dalamnya terdapat laptop yang terinstal Robotic Operating System (ROS) yang mengolah data hasil tangkapan sensor, didesain khusus untuk mengolah data berat.

Ketiga, ada SO-LI Bracelet, berupa gelang yang dapat memberi informasi lewat getaran terkait adanya kedekatan objek di sekitar tunanetra. Gelang ini menggunakan komunikasi data melalui WiFi untuk terhubung dengan SO-LI Bag dan SO-LI Helmet.

Atas inovasinya, kelima mahasiswa Prodi PTIK UNS diganjar Bronze Prize di Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019 dan Special Award for Innovation dari Universitas King Abdulaziz, Saudi Arabia di Korea Selatan, Sabtu (30/11/2019).

SIIF adalah kompetisi invensi dan inovasi internasional berbentuk pameran. Peserta diberi kesempatan presentasi dan memamerkan produknya untuk memperebutkan medali perunggu, perak, dan emas.

Andreas dan kawan-kawan mampu unggul dalam aspek presentasi, komersialisasi, dan inovasi. Saat presentasi dilakukan peragaan langsung produk di hadapan juri yang menjadi daya tarik tersendiri karena jarang dilakukan peserta lain.

“Universitas King Abdulaziz terkesan dengan gagasan dan usaha kami dalam mengembangkan produk yang bertujuan untuk membantu tunanetra. Mereka juga melihat potensi besar SO-LI Sense untuk eksis di pasaran, tetapi perlu pengembangan lebih lanjut dan diperkecil ukurannya sehingga nilai jual akan semakin tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” ungkapnya.

Andreas menambahkan, pihaknya juga bertekad mengembangkan sebuah start up sebagai kanal penjual SO-LI Sense sembari melakukan promosi di laman dan iklan dalam jaringan (daring) serta mengikuti berbagai pameran, seperti SIIF untuk memperkuat nama baik produk dan menjaring investor.

“Selain pengembangan pemasaran, satu tahun ke depan kami juga berfokus untuk pengembangan produk. Mulai dari pengembangan badan produk yang ergonomis atau nyaman, kemudian optimasi algoritma 3D mapping dan peningkatan performa digital asisten,” tutup dia. (adr)

(redaksi)