KLATEN, solotrust.com- Guna memperkenalkan dan mengembangkan Koperasi kepada masyarakat di Klaten, alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Novi Wahyuningsih, Jumat (20/12/2019) malam menggelar roadshow di Klaten.
Seminar bertajuk Edukasi Crowdfunding for Business tersebut mengacu pada koperasi millenial berinovasi melalui bisnis StartUp.
Dijelaskannya, dalam membangun ekonomi kerakyatan dengan koperasi yang berinovasi bisnis berbasis IT. Seminar yang menitik beratkan pada edukasi Crowdfunding for Business and Investment itu berhasil menarik minat masyarakat, terbukti banyak yang hadir dalam seminar yang digelar secara gratis ini seperti dari wilayah Klaten, Boyolali dan Yogyakarta.
"Koperasi ini bukan semata-mata demi uang. Namun terdapat keuntungan menjadi anggota koperasi jika aplikasi semakin besar. Koperasi ini membangun ekonomi kerakyatan. Karena anggota koperasi akan memiliki saham tujuh aplikasi yang saya ciptakan," jelas Novi disela seminar di sebuah hotel di Klaten.
Apabila ragu untuk masuk dalam anggota ini, lebih baik tidak usah bergabung menjadi anggota.
"Saya belajar menanamkan komitmen, integritas, tanggung jawab dan utamakan keluarga ke kandidat jajaran direksi, sahabat leader dan anggota pemilik saham pra IPO melalui koperasi atau angel investor," lanjut Novi.
Saat ini koperasi Wahyu Global Cakrawala hanya menjual 100.000 paket saham pra IPO. Novi berharap aplikasinya kelak bermanfaat dan bisa menjadi raja di negeri sendiri.
Melalui PT. Callind Cakra Nusantara yang berdiri sejak Januari 2016, Koperasi Konsumen Wahyu Global Cakrawala hadir menjawab tantangan kebutuhan komunikasi di era digital saat ini. Produk yang telah dihasilkan adalah CakraTalk, Kondangin, Belajar Holic, Glowis, Beli Pangan, Mediscall dan Ayober. Produk ini merupakan produk digital yang dibuat untuk menjawab tantangan bagi bangsa Indonesia terkait aplikasi karya anak bangsa Indonesia. Produk ini dapat menjadi hak milik anggota koperasi dengan berpartisipasi sebagai pemiliki saham.
Konsep Koperasi Konsumen Wahyu Global Cakrawala, setiap calon anggota koperasi akan menerima penawaran atas 10% saham Pra IPO Rp 55 miliar, lalu koperasi akan memecah menjadi 100.000 paket saham pra IPO.
"Koperasi menjual saham pra IPO kepada anggota atau calon anggota. Dimana per- paket harga saham pra IPO adalah 550.000 rupiah," jelas Novi usai acara kepada wartawan.
Nilai estimasi saham ketika target masing-masing Aplikasi di Download Rp10 juta pengguna maka harga saham yang dibeli Rp550 tadi akan berpotensi 26 kali lipat per satu paketnya mencapai Rp13 juta. Harga Rp13 juta ini sesuai estimasi perhitungan maksimal selama 2 tahun sesuai waktu pembelian saham pra IPO. Penjual saham pra IPO ini terbatas hanya 100.000 lembar dan penjualan saham ini sampai akhir Desember 2019.
Untuk membeli paket saham Pra IPO wajib menjadi anggota koperasi dulu baru beli sahamnya. Syarat menjadi anggota koperasi adalah memiliki KTP Indonesia, dan membayar administrasi.
Selain keuntungan jual beli saham pra IPO setiap tahunnya ketika koperasi mengalami keuntungan maka SHU tahunan juga akan dibagikan ke anggota.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kabupaten Klaten, Amin Musofa mengatakan, Pemkab Klaten mendorong munculnya inovator kreatif yang peduli kesejahteraan masyarakat seperti keberadaan koperasi ini.
"Selain mendukung program Pemkab Klaten dalam mewujudkan Klaten Smart City, keberadaan aplikasi ini dapat diterima dimanfaatkan dengan optimal dan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat," ungkap Amin. (Jaka)
(wd)