JAKARTA - Air Susu Ibu Perah (ASIP) merupakan substansi yang penting bagi ibu, terutama ibu yang beraktivitas di luar rumah dan harus meninggalkan bayinya beberapa saat. Namun kondisi darurat seperti banjir di Jakarta dan sekitarnya yang mengawali tahun 2020 disertai dengan pemadaman listrik memiliki dampak cukup nyata pada proses penyimpanan ASIP, bagi yang mengalami pemadaman lebih dari 12 jam.
Ketua umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar, mengimbau para ibu agar jangan khawatir dengan kondisi ASIP yang mereka simpan di dalam kulkas, terutama yang telah mencair di freezer. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan para ibu setelah ASIP mencair.
1. Pengecekan kondisi ASIP
Langkah awal yang dilakukan ialah melakukan pengecekan seberapa bagian yang mencair dalam setiap wadah. Apakah ASIP mencair sebagaian atau seluruhnya?
Menurut pedoman Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ASIP yang sudah mencair dapat dibekukan kembali dengan catatan dalam proses mencair, masih terdapat inti beku (bongkahan kristal es dalam setiap wadah) meskipun hanya kecil dan proses mencair tidak lebih dari 48 jam.
"Maka ibu-ibu hendaknya jangan khawatir karena masih memiliki kesempatan untuk membekukan ASIP -nya kembali," ucapnya.
2. ASIP mencair semua
Bagaimana bila ASIP dalam setiap wadah mencair seluruhnya? Tidak dipungkiri bila para ibu akan sedih, hasil jerih payah dalam mengumpulkan ASIP terasa sia-sia. Apa yang harus dilakukan pada ASIP yang telah mencair seluruhnya?
"Pada kondisi ini, maka hendaknya para ibu memberikan keputusan yang tepat. Bila melihat dari panduan ABM dan CDC, hal ini tidak dianjurkan," ucap Nia.
Sebuah penelitian yang dilakukan Rachtman, Lee dan Berg tahun 2006 menyatakan bahwa ASIP yang beku, dicairkan dan dibekukan kembali cukup kuat dan tidak menumbuhkan bakteri dengan mudah, kadar vitamin A dan C atau asam lemak bebas juga masih aman diberikan pada bayi cukup bulan. Mereka juga menemukan bahwa kandungan vitaminnya cukup pada semua sampel dan tidak ada sampel yang menunjukkan tingkat bakteri yang tidak aman.
Berdasarkan penelitian ini, ASIP ibu seharusnya aman digunakan bahkan jika ASI telah sepenuhnya dicairkan, dan tidak ada kristal es yang tersisa. Akan tetapi, perlu diingat bahwa lingkungan termasuk tempat pemerahan dan tempat penyimpanan ASIP memiliki andil besar yang tidak dapat dikendalikan manusia dalam hal ini. Sebaiknya ibu mengambil keputusan yang tepat dalam pemberian setiap nutrisi dan asupan yang terbaik bagi bayinya.
3. ASIP paling awal diberikan lebih dulu
Rekomendasi lain menyebutkan bahwa proses penyimpanan dan penggunaan ASIP saat ini lebih disarankan pada metode Last In First Out (LIFO) bukan First In First Out (FIFO) artinya, ASIP yang paling fresh yang direkomendasikan diberikan terlebih dahulu. Sebab, ASIP ini kandungan nutrisinya masih terjaga dan sesuai dengan kebutuhan asupan bayi pada usia. Metode pemberian ASIP yang tepat juga memberikan andil dalam menjaga produksi ASI tetap stabil. Bila para ibu masih mengalami kendala yang berarti, disarankan menghubungi konselor laktasi. #teras.id
(wd)