PEKALONGAN, solotrust.com- Musim panen raya padi di lokasi TMMD Reguler 107 Kodim 0710 Pekalongan, Desa Pantirejo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, telah membuat banyaknya tumpukan jerami di sejumlah tempat.
Pun dengan seringnya hujan membuat tumpukan jerami cepat menjadi kompos sehingga menjadi tempat yang sangat subur bagi tumbuhnya jamur merang atau warm mushroom.
Mendapati anak-anak desa setempat sedang asyik mencari jamur merang, Serda Daryono, salah satu anggota Tim Jurnalistik TMMD Reguler, tak menyia-nyiakan kesempatan untuk nimbrung mengorek tumpukan jerami yang terletak di samping lokasi pembangunan Pos Kamling 2,5 x 2,5 meter, di Dukuh Jlubang, Pantirejo, Minggu (12/4/2020).
Baginya, di penghujung pelaksanaan TMMD dan tugasnya sebagai tim jurnalistik, tetap saja waktu dimanfaatkannya untuk menggali seluruh potensi masyarakat dan desa untuk menciptakan berita yang berkualitas.
“Lumayan sambil mengenal dan tahu tata cara mencari jamur merang yang memang jarang saya temui alami. Ini sangat cocok dikembangkan di desa binaan saya yaitu Sidosari, dan juga dirumah karena memiliki manfaat dan nilai ekonomis yang cukup tinggi,” ucap Babinsa Sidosari (desa tetangga langsung Pantirejo), Koramil 05 Kesesi, Kodim Pekalongan.
Untuk harga di pasaran di Jawa Tengah, antara Rp. 28-30 ribu per kilonya. Sedangkan dari petani berkisar di angka Rp. 26 ribu, sebanding dengan manfaatnya yaitu mencegah pertumbuhan sel kanker payudara dan prostat, mencegah penyakit jantung, mengatasi radikal bebas, memperkuat tulang dan cocok untuk penderita diabetes.
Menurutnya, budidayanya tidaklah sulit karena panen dilakukan saat tubuh buah masih kuncup. Sedangkan jika tubuh buah telah mekar payungnya, maka harga jualnya menurun.
“Jamur ini mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujud jika dimasak, dan sangat cocok untuk mie ayam jamur, pepes jamur, sup, capcay dan yang paling simple tumis jamur,” tandasnya.
Jamur ini mampu bertahan hidup pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 derajat celcius. Jadi wajar jika di Desa Pantirejo yang mempunyai rataan suhu harian antara 28-30 derajat celcius dan ketinggian 25 mdpl, tanaman ini sangat subur. Suhu dan ketinggian tersebut identik dengan desa binaannya, Sidosari.
Itulah yang dilakukannya, selain mendapatkan jamur untuk dibawa pulang, dirinya juga mendapatkan dokumentasi potensi masyarakat setempat, serta menjalin keakraban dengan remaja desa.
Sekedar diketahui, selain media jerami, budidaya jamur ini akan tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang pisang dan kompos biomassa pada umumnya. Namun yang paling baik adalah pada media limbah kapas.
(wd)