Solotrust.com - Buku dikenal sebagai jendela dunia sebab dengan membaca buku seseorang bisa mendapatkan pengetahuan dan sudut pandang baru. Semenjak zaman dahulu hingga sekarang, buku masih menjadi primadona tersendiri, meskipun kemajuan tehnologi berkembang pesat.
23 April diperingati sebagai Hari Buku. Hal ini telah ditetapkan UNESCO, badan organisasi PBB yang menangani pendidikan, keilmuan dan kebudayaan. Terkait hal tersebut, akun Instagram perpusnas.go.id menulis tentang sejarah penetapan Hari Buku Sedunia.
“Hari ini dunia merayakan Hari Buku Sedunia. Pada 1995, organisasi PBB untuk Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan 23 April sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia,” tulis akun Instagram milik Perpusnas.
“Penetapan ini merupakan penghormatan kepada para penulis besar dunia, di antaranya William Shakespeare dan Miguel de Cervantes. Dua tokoh dalam bidang sastra dan literasi ini berpulang pada tanggal yang sama 23 April 1616,” ulas akun @perpusnas.go.id menuliskan alasan ditetapkannya Hari Buku Sedunia pada 23 April.
“UNESCO menetapkan Hari Buku sebagai bentuk mempromosikan kegemaran membaca, penerbitan serta hak cipta. Hari Buku Sedunia dirayakan dengan tujuan menggalakkan minat baca, khususnya di kalangan anak muda agar menemukan kesenangan dalam membaca dan menghargai orang-orang yang sudah berkontribusi dalam memajukan kehidupan sosial dan budaya umat manusia,” lanjut Perpusnas dalam tulisannya.
“#SahabatPerpusnas, mari rayakan #HariBukuSedunia2020 dengan membaca buku melalui aplikasi perpustakaan yang resmi. Selama #dirumahaja, buku apa saja yang sudah kamu baca?” tanya akun Perpusnas, sembari mengajak untuk terus membaca buku.
Kampanye gemar membaca memang dari dulu kerap disuarakan pemerintah supaya masyarakat Indonesia, khususnya para pemuda agar bisa mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan. (dd)
(redaksi)