Pend & Budaya

Banjir Ungkapan Duka Cita di Media Sosial Untuk Sapardi Djoko Damono

Pend & Budaya

20 Juli 2020 12:08 WIB

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono.

 

Solotrust.com- Awan gelap menaungi dunia sastra Indonesia. Seusai kabar berpulangnya sastrawan kenamaan Sapardi DJoko Damono Minggu (19/7/20020) pagi. Tersiar ucapan duka cita yang terlontar di beranda media sosial dari beberapa public figure dan juga pejabat tanah air.



Hujan tidak jatuh di bulan Juni seperti tulisan puisi Sapardi melainkan hujan jatuh di bulan Juli. Hujan air matalah yang tertumpah untuk melepas kepergian sesosok penyair sederhana kelahiran Solo 20 Maret 1940 dari berbagai kalangan yang mencintai karya-karyanya dan merasakan kehilangan yang begitu nyata.

Dewi Lestari dalam akun instagramnya pada Minggu (19/7/2020) meluapkan rasa kehilangannya terhadap sosok penyair bersahaja yang sudah dianggapnya sebagai seorang guru sehingga menjadikan ia seorang penulis.

"Teh terakhir Sapardi." tulis Dewi Lestari atau akrab dipanggil dengan nama Dee sembari mengunggah secangkir teh dengan sedotan yang masih tergeletak dan belum habis di atas sebuah meja.

"Tadi pagi, masih diseruput sedikit teh di cangkir ini. Beberapa jam berikutnya, beliau pulang untuk selama-lamanya, meninggalkan cangkir ini hingga dingin, meninggalkan saya di sudut kamar, yang cuma bisa terisak sambil berdoa."ungkapnya dalam tulisan.

Dee kemudian melanjutkan,bahwa dirinya masih ingin bertanya dan mengobrolkan beberapa hal yang ingin dia tanyakan kepada Sapardi.Namun tampaknya hal itu harus dia endapkan selama-lamanya.Dee hanya bisa mencari segala jawaban untuk pertanyaan yang ada di benaknya kepada Sapardi lewat karya-karyanya serta lewat buku-bukunya yang mungkin terjawab.

"Sapardi Djoko Damono telah pergi. Namun rangkaian kata-katanya telah menyebar kemana-mana. Melayang di alam ilham nan abadi, menunggu untuk dipetik siapa saja dan kapan saja." tulisnya di instagram pribadinya @deelestari.

Sementara itu Direktur Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid dalam akun instagramnya @hilmarfarid turut serta menyampaikan duka citanya dengan menuliskan sajak karya Sapardi.

"Sapardi Djoko Damono (1940-2020). Yang fana adalah waktu. Kita abadi: Memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai suatu hari kita lupa untuk apa.

'Tapi yang fana hanya waktu bukan? " tanyamu. Kita abadi.

Selamat jalan, Pak Sapardi." Ucap Hilmar dalam caption di akun instagramnya. (dd)



(wd)