Hard News

ASN Inspektorat Solo Jalani Swab, Penutupan Kantor Diperpanjang

Jateng & DIY

11 Agustus 2020 09:55 WIB

Ilustrasi (Pixabay)

SOLO, solotrust.com - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo akhirnya melakukan swab Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) terhadap seluruh aparatur sipil negara (ASN) pada Inspektorat Kota Solo. Di lain sisi, karena seluruh pegawai diswab, praktis penutupan kantor diperpanjang hingga hasil swab keluar.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan, swab terhadap sebanyak 45 ASN di lingkungan Inspektorat dilakukan menyusul adanya enam pegawai dinyatakan positif Covid-19.



“Awalnya satu, kemudian kami swab tujuh kontak dekatnya di kantor hasilnya lima positif. Makanya, amannya kami swab semua teman kantornya. Selama menunggu hasilnya, mereka diminta karantina mandiri untuk meminimalisasi penularan. Karena itu pula kantornya ditutup,” ujarnya.

Ning, panggilan akrabnya memperkirakan hasil swab akan segera keluar sebab antrean di laboratorium RS UNS tidak lagi panjang. Ia menyebut, swab massal merupakan upaya surveilans terstruktur. Meski menurut aturan baru kontak erat maupun dekat pasien positif yang sehat tidak perlu swab hanya perlu karantina mandiri, namun pihaknya enggan mengambil risiko.

“Daripada nanti ketahuan positif setelah ada gejala dan jadi spreader, mending kita putus sekarang dengan swab untuk memastikan apakah tertular atau tidak,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani mengatakan, ada penambahan tiga kasus baru dilaporkan Senin (10/08/2020).

“Iya tambah tiga. Satu itu suspect dengan komorbit yang naik kelas, kemudian yang dua itu pengembangan tracing kasus positif di Mojosongo, Jebres, dan Semanggi, Pasar Kliwon. Ekornya sepertinya panjang atau memang karena hasil swabnya nggak keluar bareng, jadi seperti paparannya panjang,” urainya.

Dengan tambahan ini, jumlah kumulatif pasien positif Covid-19 di Kota Solo menjadi 312 orang. Dengan rincian, 262 orang sembuh, 30 orang karantina mandiri, delapan orang rawat inap, dan 12 orang meninggal dunia.

“Orang yang meninggal juga nambah, awalnya suspect dirawat karena komorbit dan usianya sudah tua, jadi memang masuk risiko tinggi,” pungkas Ahyani. (awa)

(redaksi)