Serba serbi

Satgas Covid-19 Sebut Belum Ada Obat untuk Corona

Kesehatan

22 Agustus 2020 18:31 WIB

Ilustrasi (Pixabay)

JAKARTA, solotrust.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, menyampaikan sampai sekarang, dunia belum menemukan penawar atau obat untuk Covid-19. 

"Ilmuwan dan negara-negara yang ada di dunia terus berlomba untuk menciptakan obat atau pun vaksin guna menyembuhkan Covid-19," kata Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, tengah pekan ini.



Pihaknya juga menyampaikan pekan ini Menteri BUMN Erik Thohir selaku Ketua Pelaksana Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional bersama Menteri Luar Negeri melakukan pertemuan dengan pemerintah Tiongkok. 

"Membahas hubungan bilateral dalam penanganan Covid-19. Salah satunya pembicaraan tentang vaksin, beberapa hal terkait kontribusi alat kesehatan jadi target penguatan kerjasama hubungan bilateral," ujarnya, dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id.

Adapun untuk pengobatan saat ini, beberapa obat maupun perlakuan atau perawatan medis yang sudah ada sebelumnya untuk mengobati penyakit lain, digunakan untuk menangani pasien terjangkit Covid-19. Selain itu, ada beberapa perlakuan atau perawatan medis dikembangkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. 

"Sebagian menunjukkan efek positif, meskipun juga harus digunakan secara hati-hati sampai dengan betul-betul dapat direkomendasikan aman dan efektif," kata Wiku Adisasmito.

Dalam pengembangan itu, Indonesia melibatkan lima asosiasi dokter spesialis, yakni Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Persatuan Spesialis Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Persatuan Dokter Spesialis Anastesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin), dan Persatuan Dokter Kardiovaskuler (PERKI).

Kelima asosiasi itu telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan menyarankan alur penanganan penderita Covid-19. Harapannya agar dokter-dokter di Indonesia bisa memberikan pengobatan terbaik sesuai ketersediaan obat dan fasilitas pelayanan kesehatan dimiliki masing-masing daerah.

"Disampaikan bahwa untuk pasien-pasien dengan gejala ringan, selain isolasi mandiri, diberikan beberapa obat. Salah satunya tentang vitamin, vitamin C, antivirus, dan beberapa antivirus yang memiliki potensi menyembuhkan Covid-19," jelasnya. 

Saat ini kata Wiku Adisasmito, asosiasi kedokteran telah merekomendasikan beberapa obat, di antaranya remdesivir, favipiravir, lovinavir-ritonavir, oseltamivir, dan obat-obatan lain untuk menurunkan gejala seperti paracetamol untuk menurunkan panas atau demam lebih dari 38 derajat Celsius.

"Sedangkan untuk gejala sedang ada beberapa obat direkomendasikan, yaitu klorokuin, azitromisin, dan beberapa antikoagulan apabila terjadi potensi penggumpalan darah," lanjutnya. 

Sementara untuk gejala berat atau kritis, obat digunakan ialah kortikosteroid dan antibiotik spektrum luas sesuai perkembangan klinisnya. 

"Kami sampaikan ini agar dokter-dokter yang menangani pasien Covid-19 betul-betul dapat memilih pengobatan yang terbaik," ujarnya. 

(redaksi)