MAGELANG, solotrust.com- Naiknya status Gunung Merapi ke Level III, membuat masing-masing pemerintah kabupaten yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana Merapi mempersiapkan lokasi-lokasi pengungsian bagi warga lereng, tentu saja dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang terus mempersiapkan tempat-tempat pengungsian bagi warga yang berada pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi, baik menggunakan fasilitas sekolah, tempat evakuasi akhir (TEA), dan bangunan pemerintah. Seluruh tempat pengungsian dipersiapkan dengan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.
“Pokoknya semuanya kami siapkan untuk menampung para pengungsi apabila memang mereka harus turun,” kata Bupati Magelang, Zaenal Arifin, Senin (09/11/2020), dilansir dari Portal Resmi Provinsi Jawa Tengah, jatengprov.go.id.
Pihaknya menuturkan, pandemi Covid-19 masih berlangsung. Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan dikedepankan dalam mempersiapkan tempat-tempat pengungsian dengan mendirikan bilik bersekat guna mengurangi risiko penularan Covid-19. Setiap keluarga/KK akan menempati satu bilik, terpisah satu dengan lainnya.
Sementara untuk pendidikan bagi anak-anak di lokasi pengungsian, Pemkab Magelang telah menyiapkan pelajaran melalui online/daring. Selain itu juga akan dilakukan pelayanan trauma healing bagi anak-anak dengan memberikan hiburan dan dukungan secara psikis guna meminimalisasi dampak traumatis yang dihadapi.
“Pendidikannya tetap dilakukan dari jarak jauh (daring) dan juga nanti ada trauma healing secara langsung untuk memberikan hiburan kepada mereka,” tutur Zaenal Arifin.
Di SLEMAN,
Bupati Sleman Sri Purnomo pun meninjau ratusan pengungsi warga rentan di barak pengungsian Balai Desa Glagaharjo. Terkait pandemi covid 19 di masa kritis Gunung Merapi, Bupati Sleman mengatakan bahwa pihaknya tidak akan melakukan rapid test kepada para pengungsi. Hal ini dikarenakan Dusun Kalitirto merupakan zona hijau covid 19.
Meski tidak melakukan rapid test, protokol pencegahan covid 19 tetap dilakukan terutama bagi para tamu yang akan menengok para pengungsi. Sebelum masuk, para tamu akan dicek suhu tubuh, wajib penggunaan masker dan cuci tangan dulu sebelum masuk.
“Ini kan zonanya zona hijau, karena zona hijau otomatis mereka yang ada di sini aman, hanya ketika nanti kalau ada tamu-tamu yang datang ke sini mereka akan kita cek minimal suhu badan, mereka harus tetap pakai masker dan cuci tangan sebelum masuk.” Terangnya.
Bupati Sleman menambahkan, di dalam tempat pengungsian juga telah dibuat sekat-sekat guna mendukung jaga jarak antara pengungsi satu dan lainnya.
“Kita buatkan sekat-sekat dalam satu bilik kecil kalau satu orang, dan yang lebih besar kalau suami istri. Kita sekat ini kan social distancing kita kan harus jaga jarak.” Jelas Bupati.
(wd)