Ekonomi & Bisnis

Muffest 2021, BI Solo Pacu Industri Fesyen Muslim Bangkit dari Pandemi

Ekonomi & Bisnis

2 April 2021 09:31 WIB

Muffest 2021 di Hartono Mall Yogyakarta

SOLO, solotrust.com - Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru. Salah satu industri berpotensi besar dalam ekonomi syariah adalah industri fesyen muslim yang termasuk sektor ekonomi kreatif.

Berdasar data The State of Global Islamic Economy Report 2020-2021, konsumsi fesyen muslim dunia 2019 mencapai sekitar USD 277 miliar. Tetapi menyusut 2,9 persen menjadi USD 268 miliar pada 2020 akibat pandemi Covid-19.



Industri fesyen muslim Indonesia ikut terpuruk akibat pandemi. Padahal konsumsi fesyen muslim Indonesia mencapai USD 16 miliar pada 2019, terbesar kelima dunia setelah Iran, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan.

Perlu upaya untuk mendorong industri pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk industri fesyen muslim, agar bertahan dan bangkit dalam pandemi. Maka Bank Indonesia bersama pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, melaksanakan program dengan kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Gerakan Bangga BerWisata di Indonesia (GWBI).

Terkait hal itu, Kepala KPw BI Solo, Nugroho Joko Prastowo mengungkapkan, KPw BI Solo juga berpartisipasi mendorong kemajuan industri fesyen muslim di Solo Raya termasuk UMKM agar mampu berinovasi dari sisi desain maupun arah tren fesyen muslim.

"KPw BI Solo memfasilitasi desainer dan UMKM yang membutuhkan wadah dan panggung untuk meningkatkan kapasitas serta kemampuan diri, khususnya sebagai wirausaha di bidang fesyen muslim serta mempromosikan dan memperkenalkan potensi produk fesyen muslim dalam negeri," paparnya, Rabu (31/3/2021).

Salah satu upayanya melalui Muslim Fashion Festival (MUFFEST), Karya Kreatif Idonesia (KKI) dan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) yang merupakan pre-event sebelum Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF).

Kali ini, KPw BI Solo, KPw BI DIY dan KPw BI Provinsi Jateng bersinergi dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC)  menggelar MUFFEST Indonesia 2021 bertema "Recovery for Fashion Industry", secara hybrid dan mengutamakan teknologi digital untuk memudahkan proses bisnis.

"Sinergi dan kolaborasi kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat positif dan optimis bagi seluruh pelaku industri fesyen muslim di tengah situasi pandemi," imbuhnya.

Gelaran ini juga mendorong para desainer dan rumah mode ikut mengkampanyekan "Sustainable Fashion" atau fesyen berkelanjutan. Dalam pameran selama 31 Maret – 11 April 2021 di Hartono Mall, Yogyakarta ditampilkan ragam koleksi busana muslim, dari konvensional, kontemporer hingga syari.

KPw BI Solo menampilkan dua UMKM mitra yang dinilai sesuai dengan kampanye itu, yakni Batik Adibusana dengan koleksi busana batik berwarna alam mangrove dan UMKM Bule-Bule Clothing yang bercirikan seni patchwork dengan memanfaatkan kain atau limbah perca. Untuk fesyen, desainer Solo Tuty Adib, kembali digandeng untuk kolaborasi memamerkan hasil desain busana batik warna alam Batik Adibusana.

KPw BI Solo mendukung pelaku usaha lokal dan desainer dalam negeri untuk mempromosikan produk secara nasional melalui MUFFEST 2021 di Yogyakarta ini. Pihaknya meyakini ajang ini dapat menumbuhkan optimisme pelaku ekonomi kreatif syariah untuk dapat segera bangkit.

"Ini juga menunjukkan bahwa industri ekonomi kreatif juga mampu beradaptasi dengan protokol kesehatan dan adaptif dalam transformasi digital, termasuk menggunakan transaksi pembayaran secara non tunai antara lain dengan menggunakan QRIS. Digitalisasi sistem pembayaran menggunakan QRIS ini juga gencar dikampanyekan dalam setiap program Bank Indonesia," jelasnya.

KPw BI Solo meyakini kreativitas, digitalisasi, dan sinergi merupakan kunci untuk menciptakan nilai tambah dalam memajukan industri fesyen Muslim Indonesia sebagai kekuatan baru perekonomian nasional di era digital.

KPw BI mengajak para desainer selaku pemerkasa dan berperan dalam industri fesyen serta pelaku industri sendiri, market place, akademisi, dan seluruh pemangku kepentingan terkait bersama-sama memajukan industri fesyen muslim nasional.

"Ke depan, BI akan selalu berkomitmen terus mengembangkan industri kreatif agar dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional, serta bersinergi dengan berbagai kementerian dan lembaga," pungkas Nugroho Joko Prastowo. (rum)

(end2021)