Hard News

Presiden Bertolak Ke NTT Tinjau Langsung Lokasi Bencana

Nasional

09 April 2021 09:51 WIB

Presiden bertolak ke NTT Jumat (9/4) pagi untuk tinjau lokasi bencana. (Foto: Instagram @sekretariat.kabinet)

JAKARTA, solotrust.com - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo jumat (9/4) bertolak menuju Nusa Tenggara Timur (NTT) menggunakan pesawat Kepresidenan Indonesia-1 untuk melakukan kunjungan kerja.

Dalam kunjungan kerja ini, Presiden didamping Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupr) Basuki Hadi Muljono dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Rencananya Presiden beserta rombongan akan meninjau lokasi terdampak pasca bencana banjir bandang dan longsor di NTT.



Berangkat dari Landasan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdana Kusuma pukul 06.00 WIB, rombongan dijadwalkan mendarat di Bandara Frans Seda di Kabupaten Sikka.

Sebelumnya pada Selasa (6/4) Presiden telah melakukan rapat terbatas (ratas) yang digelar secara virtual. Dalam ratas tersebut membahas penanganan bencana di NTT dan NTB.

Ada 5 arahan Presiden yang disampaikan terkait penanganan bencana, diantaranya, percepatan proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan. Kepala Negara juga memerintahkan Menpupr mengerahkan alat berat ke sejumlah lokasi untuk membantu proses evakuasi.

“Jika jalur darat masih sulit ditembus, saya juga minta agar dipercepat pembukaan akses melalui laut maupun udara,” kata Jokowi.

Arahan kedua presiden meminta kepada jajaran terkait untuk memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan dan pertolongan bagi korban bencana. Untuk itu Presiden menginstruksikan Menteri Kesehatan untuk  mengirim tim bantuan medis secepatnya ke lokasi bencana.

Arahan ketiga, presiden memeinta jajaran terkait untuk segera menangani dan memenuhi kebutuhan para pengungsi, mulai dari logistik hingga sanitasi. Yang ke empat, Presiden menginstruksikan percepatan perbaikan infrastruktur penunjang yang rusak akibat bencana.

Instruksi terakhir Presiden meminta jajarannya untuk mengantisipasi potensi bencana yang dapat terjadi akibat cuaca sangat ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Indonesia.

“Saya minta untuk BMKG untuk menggencarkan peringatan cuaca ekstrem akibat dari Siklon Tropis Seroja ini. Pastikan seluruh kepala daerah dan masyarakat dapat mengakses, memantau prediksi cuaca dan iklim yang dikeluarkan oleh BMKG. Mereka harus tahu semuanya, sehingga masyarakat bisa meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya untuk menghadapi  ancaman risiko, baik itu angin kencang, bahaya banjir, banjir bandang, dan tanah longsor,” pungkas Kepala Negara.

(zend)