JAKARTA, solotrust.com - Program vaksinasi COVD-19 masih terus dikebut Pemerintah. Berbagai macam merk vaksin seperti Sinovac, Novavax, Covax, AstraZaneca dan Pfizer digunakan untuk mencapai target Herd Immunity. Diketahui Pemerintah Indonesia paling banyak membeli vaksin Sinovac.
Juru bicara Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Iris Rengganis mengatakan vaksin buatan China masih layak digunakan, karena efikasi vaksin buatan China seperti Sinovac masih di atas ambang batas.
“Pokoknya WHO mengumumkan efikasi 50% minimal. Jadi apapun yang diatas 50% itu layak. Yang penting dia aman.” papar Iris dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (14/4) di Jakarta.
Menurutnya uji coba maupun uji klinis vaksin Sinovac sudah dilakukan. Seperti pada uji klinis di Brazil yang menunjukkan hasil efikasi vaksin Sinovac pada angka 50,3% atau 50,4%.
Ia menambahkan dalma masa pandemi, merk vaksin tidak menjadi soal, asalkan memenuhi syarat WHO, vaksinnya tersedia dan aman.
Dilansir dari Antaranews, efikasi vaksin COVID-19 tidak bisa dibandingkan, pasalnya efikasi tiap negara berbeda-beda.
“Nanti masalah efektivitas kan sambil berjalan. Kalau perlu nanti diulang, jadi engga perlu diributkan. Yang penting dari WHO bisa lolos efikasinya . Segala penelitian kita lihat efektivitas vaksin,” ujarnya.
Vaksinasi COVID-19 menyasar pada 70% warga Indonesia. Vaksinnasi tahap pertama dilakukan pada Januari – Februari 2021 untuk petugas kesehatan. Vaksinasi tahap kedua menyasar petugas pelayanan publik dan lansia yang dilaksanakan pada Februari-April 2021.
Tahap ketiga dengan waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022 menyasar masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi. Dan tahap keempat waktu pelaksanaan April 2021-Maret 2022 menyasar masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin.
(zend)