JENEWA, solotrust.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan China, Sinopharm, pada Jumat (7/5).
Sinopharm menjadi vaksin pertama yang dikembangkan negara non-Barat yang mendapat dukungan WHO. Ini juga pertama kalinya WHO memberikan persetujuan darurat bagi vaksin China untuk penyakit menular apapun.
Sebelumnya pada awal pekan ini, para ahli WHO mengungkapkan kekhawatiran tentang kualitas data yang diberikan perusahaan terkait efek samping.
Daftar Darurat WHO merupakan sinyal bagi regulator nasional bahwa suatu produk aman dan efektif. Hal ini juga memungkinkan vaksin Sinopharm masuk dalam daftar COVAX program global yang menyediakan vaksin terutama bagi negara-negara miskin, yang mengalami masalah pasokan vaksin.
“Ini memperluas daftar vaksin COVID-19 yang dapat dibeli COVAX dan memberi kepercayaan pada negara-negara dalam mempercepat persetujuan peraturan mereka sendiri, serta untuk mengimpor dan mengelola vaksin,” ujar Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Gheberyesus dikutip dari Reuters.
Namun WHO menyerahkan keputusan kepada perusahaan produsen Sinopharm terkait berapa banyak dosis yang dapat disediakan untuk program COVAX.
“Mereka berusaha untuk memberikan dukungan yang penting, dengan menyediakan jumlah besar dosis (vaksin) sementara pada saat yang sama juga melayani penduduk China,” ujar Bruce Aylward, Penasehat senior WHO.
Keputusan untuk menyetujui vaksin Sinopharm diambil oleh kelompok penasihat teknis WHO, yang bertemu sejak 26 April untuk meninjau data klinis terbaru dan praktik manufaktur.
“Persyaratan penyimpanannya yang mudah membuautnya sangat cocok untuk pengaturan sumber daya rendah,” demikian pernyataan WHO.
WHO merekomendasikan pemberian vaksin Sinopharm ditujukan untuk orang dewasa berusia 18 tahun keatas dengan selang waktu pemberikan 3 – 4 minggu. Vaksin Sinopharm memiliki tingkat kemanjuran 79% untuk semua kelompok umur.
Sejauh ini WHO telah memberikan persetujuan darurat untuk vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech, AstraZaneca, Moderna, Johnson&Johnson serta Sinopharm.
Rencananya Indonesia akan menggunakan vaksin Sinopharm sebagai salah satu vaksin dalam program vaksinasi Gotong Royong atau mandiri pada minggu ketiga bulan Mei.
(zend)