SOLO, solotrust.com - Tren penumpang kereta rel listrik (KRL) diketahui mulai berkurang sejak Ramadan. Bila biasanya KRL Yogyakarta-Solo di atas 10 ribu pengguna per hari saat akhir pekan, selama Ramadan tren menurun hingga hanya 4000 pengguna per hari.
Hal ini diungkap Manager External Relations KAI Commuter Adli Hakim saat dihubungi solotrust.com, Senin (17/05/2021) melalui aplikasi panggilan.
"Masyarakat tidak terlalu banyak melakukan perjalanan selama Bulan Ramadan. Memasuki libur Idulfitri tren tersebut masih berlanjut. Puasa dan libur Lebaran tren menurun, ini tanda masyarakat sadar dan taat pemerintah," terangnya.
Berdasarkan data pada H-7 Lebaran 2021, jumlah penumpang KRL di kisaran 3300 orang dalam sehari. Bahkan pada hari pertama Lebaran hanya ada 2000 penumpang saja dan sekira 3300 penumpang di hari kedua Lebaran. Sementara pada 15 Mei 2021 diketahui mulai terjadi peningkatan mobilitas masyarakat, sehingga jumlah penumpang naik menjadi 6200 pengguna per hari.
"Jumlah ini masih jauh di bawah rata-rata sebelum periode puasa," imbuhnya.
Berdasarkan data, jumlah total penumpang KRL pada Maret 2021 mencapai 195.018 orang dengan rata-rata 6.291 orang per hari. Total penumpang KRL April 2021 ada 180.120 pengguna dengan rata-rata 6.004 pengguna.
Bila dirangkum, pengguna KRL pada April rata-rata 6000 pengguna per hari. Sementara jumlah penumpang pada Mei baru sekira 3000 pengguna per hari.
Adapun frekuensi perjalanan KRL ditentukan masih 20 perjalanan per hari selama Mei ini, belum ada perubahan. Jam operasional KRL masih sama dengan aturan berlaku. Dengan mobilitas paling banyak relasi dari dan ke Stasiun Tugu Yogyakarta-Stasiun Solo Balapan.
Adli menambahkan, sulit memprediksi trafik penumpang pascalebaran apakah kemungkinan ada kenaikan sebab bergantung mobilitas masyarakat yang pastinya dipengaruhi kebijakan pemerintah, semisal pembatasan kegiatan dan lain sebagainya.
"Kami belum bisa membuat prediksi apakah tren akan langsung meningkat setelah tanggal 17 Mei, tapi yang namanya transportasi pasti sejalan dengan aktivitas masyarakat. Kalau aktivitas masyarakat kembali hidup transportasi kembali meningkat, tapi kalau aktivitas masyarakat berkurang di transportasi juga berkurang," paparnya.
Menurut Adli agar trafik penumpang KRL bisa kembali normal seperti sebelum Ramadan karena mobilitas masyarakat dipengaruhi berbagai faktor, terutama angka Covid-19 dan operasional tempat wisata. Saat ini pihaknya mengandalkan pengguna rutin yang memang memanfaatkan KRL sebagai moda transportasi. (rum)
(and_)